Mohon tunggu...
FAIZA HANUM INGGIT THALITA
FAIZA HANUM INGGIT THALITA Mohon Tunggu... Lainnya - MAHASISWA PROGDI BK ANGKATAN 2019

HOBI SAYA MEMBACA

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Akankah Berakhir Stigma Kesehatan Mental?

8 September 2022   09:00 Diperbarui: 8 September 2022   09:01 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Stigma merupakan pandangan negative seseorang terhadap orang lain karena adanya karakteristik yang dianggap buruk pada orang tersebut. Orang-orang yang memiliki masalah kesehatan mental sering mendapatkan stigma dari orang-orang disekitarnya.

Stigma terkait kesehatan mental yang umum ditemukan adalah anggapan bahwa seseorang yang pergi ke psikolog = gila.

Stigma mengenai kesehatan mental dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu stigma sosial dan stigma diri. Stigma sosial dicirikan oleh sikap prasangka dan perilaku diskriminatif yang ditujukan kepada orang dengan masalah kesehatan mental sebagai hasil dari label psikiatrik  yang telah diberikan kepada mereka. Sedangkan stigma diri adalah internalisasi oleh orang dengan masalah kesehatan mental dari persepsi diskrimanasi mereka atau bisa dibilang stigma diri terbentuk dari proses internalisasi stigma sosial.

Stigma dapat secara signifikan menimbulkan perasaan buruk seperti malu karena memiliki masalah kesehatan mental, menjadi ragu untuk pergi ke psikolog dan mencari bantuan, merasa tidak dipahami oleh orang-orang disekitarnya, rentan mengalami bullying, kekerasan, dan diskriminasi, merasa buruk, sulit menerima dan dan memahami diri sendiri, dan dapat menyebabkan treatment terhadap orang dengan gangguan kesehatan mental menjadi tidak berhasil dengan baik.

Bagaimana stigma terkait kesehatan mental bisa muncul ?

Stigma muncul karena adanya ketakutan dan kurangnya pemahaman masyarakat dengan baik apa sebenarnya penyebab dan cara perawatan pada penderita gangguan mental. Minimnya Informasi mengenai kesehatan mental juga membuat penilaian masyarakat terhadap pengidap gangguan kesehatan mental menjadi negatif. Selain itu, orang dengan masalah kesehatan mental terkadang digambarkan dengan keliru sehingga munculah stigma ini.

Dibandingkan 4 tahun lalu, Sebagai gen Z atau generasi Z dengan berkembangnya teknologi,  kesadaran masyarakat Indonesia akan kesehatan mental saat ini semakin meningkat. Banyaknya komunitas, kampanye, obrolan dimedia sosial, dan karya-karya seni yang membahas kesehatan mental.

Kita harus memberikan banyak informasi dan pengetahuan terkait gangguan mental kepada masyarakat agar penderita gangguan mental dan keluarga tidak lagi mengalami diskriminasi dan merasa malu untuk memeriksakan kondisi kesehatannya dengan harapan agar penderita gangguan mental tidak terlambat mendapatkan pertolongan. Dengan begini stigma kepada orang-orang yang mengalami gangguan kesehatan mental bias dihapuskan.

Berhenti memandang remeh isu kesehatan mental, nyatanya orang yang memiliki isu kesehatan mental membutuhkan dukungan dari orang sekitarnya. Yuk jadi support system yang baik buat mereka. Dukungan kecil yang kita berikan, bisa berarti sangat besar loh buat mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun