Mohon tunggu...
Faiz Romzi Ahmad
Faiz Romzi Ahmad Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswa di Perguruan Tinggi Islam di Banten

Menulis adalah tanda bahwa kau pernah hidup

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

KH Mas Abdurrahman, Pahlawan yang Terlupakan

7 Januari 2020   13:36 Diperbarui: 7 Januari 2020   13:40 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KH MAS ABDURRAHMAN | Wikimedia

KH Mas Abdurrahman adalah play maker dari proses pendirian madrasah Mathla'ul Anwar yang kini jumlahnya hampir 5000-an satuan madrasah dari seluruh tingkatan di Indonesia. Dengan kewibawaan, intelektualitas, dan intelegensia yang dimiliki oleh sosok KH Mas Abdurrahman berhasil menjadikan Mathla'ul Anwar sebagai alternatif dan wahana gerakan renaissance (pencerahan).

Menjadikan Madrasah Sebagai Entitas Perlawanan

Madrasah yang diinisiasi oleh KH Mas Abdurrahman tidak hanya berkutat pada proses kegiatan belajar mengajar. Lebih dari itu, madrasah Mathla'ul Anwar menjadi entitas (bentuk) perlawanan terhadap kolonial Belanda yang dijadikan sebagai common enemy (musuh bersama).

Posisi KH Mas Abdurrahman sangat tegas bersebrangan dengan kolonial Belanda, selain menjadi penggerak dari entitas perlawanan terhadap penjajahan tadi, ia pernah mengeluarkan fatwa bahwa tidak sah atas perkawinan dari naib yang mendapat chost (biaya) dari Belanda.

Keberadaan dan perannya hampir luput dari pehatian, negara seolah melupakan komitmen kuat KH Mas Abdurrahman dalam memupuk spirit keummatan dan kebangsaan. Penganugerahan gelar pahlawan nasional dilakukan tiap tahun sekali dan negara harus melihat secara serius kiprah dari KH Mas Abdurrahman.

Ruh kebangsaan dengan menjaga ancaman kebodohan terhadap bangsanya dan menjadikan pendidikan sebagai modal dasar dalam menanamkan semangat perubahan menuju pencerahan adalah wujud kontribusi intelegensinya dengan mendirikan ormas Islam Mathla'ul Anwar yang telah berhasil menghasilkan manusia Indonesia tercerdaskan dengan ribuan madrasah dan membawa Indonesia terlepas dari belenggu imperialisme.

Pada 10 November yang diperingati setiap tahunnya sebagai momentum hari pahlawan, sudah seyogyanya negara memberikan keabsahan pengakuan dengan memberikan gelar 'Pahlawan Nasional' pada KH Mas Abdurrahman.

Hidup Bermanfaat, Wafat Meninggalkan Jejak

Pohon pisang akan mati ketika sudah berbuah, memberikan yang terbaik bagi kehidupan, daunnya bisa dijadikan payung ketika hujan dan bungkus-bungkus makanan, akar, batang, dan tentu buahnya memberikan manfaat bagi manusia. Sederhananya, ia akan terus hidup sampai berbuah dan mati memberikan manfaat.

Filosofi "pohon pisang" yang menjadi pesan dari KH Mas Jamal Al-Janakawi diaktualisasikan secara konkret oleh KH Mas Abdurrahman berbentuk madrasah Mathla'ul Anwar. Seperti maknanya, MA telah menjadi tempat bagi terbitnya cahaya-cahaya berupa manusia yang terdidik moral dan spritualnya.

Mathla'ul Anwar adalah salah satu buah legalitas pemikiran KH Mas Abdurrahman dari filosofi "pohon pisang". Beliau menjadikan MA sebagai lokomotif pembawa gerbong pendidikan modern dan pemahaman KeIslaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun