Masih di buku Islachul Ummah fii bayaani ahli sunnah wal jama'ah, KH Uwes Abubakar menilai orang-orang yang makar atau bughot pada negara boleh untuk ditindak asalkan dengan ajakan untuk kembali pada pangkuan NKRI (hal 47). Pengikut Ahlus Sunnah wal Jama'ah dalam perspektif KH Uwes Abubakar harus collective oriented atau kerusakan atau kemudaratan.
Pada kepemimpinannya, KH Uwes Abubakar berhasil mengendalikan massa Mathla'ul Anwar dan membawa Mathla'ul Anwar menjadi bagian dari kekuatan yang menyetujui Banten bergabung ke dalam NKRI.
Pandangan keislaman dan keindonesiaan juga kesetiaan pada perangkat-perangkat negara sebagai fragmentasi dari entitas organisasi sudah ditanamkan oleh para pendahulu Mathla'ul Anwar. Â Diskursus kebangsaan dan keislaman yang diintegrasikan oleh para pendahulu diwariskan dan diteladani oleh penerus pejuang Mathla'ul Anwar hingga sekarang.
Kini, Mathla'ul Anwar yang mempunyai ribuan lembaga pendidikan Islam telah melakukan pengembangan pemikiran Islam yang santun, moderat, menjunjung toleransi, dan berorientasi kebangsaan. Polemik yang hebat dewasa ini adalah menanyakan kembali komitmen kebangsaan Mathla'ul Anwar, oleh karenanya publik harus memahami peran Mathla'ul Anwar secara komprehensif. Sebagai epilog, saya menukil akhir dari lirik mars Mathla'ul Anwar.
Masyarakat berpancasila
Temerang arena
Cakrawala Illahi
Substansi lirik menjelma dalam domain juang Mathla'ul Anwar membina masyarakat, lokus Mathla'ul Anwar adalah mencetak sumber daya manusia yang berkualitas melalui pendidikan dan dakwah, sehingga Mathla'ul Anwar mampu menyiapkan individu yang Islami dan ummat yang Pancasilais.
Hadanallah wa iyyakum ilaa shiratiem mustaqiem
Wassalamualaikum warahmatullah wabarakatuh
Oleh: Faiz Romzi Ahmad (anggota redaksi mathlaulanwar.or.id dan aktivis Himpunan Mahasiswa Mathla'ul Anwar)