Mohon tunggu...
Faiz Romzi Ahmad
Faiz Romzi Ahmad Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswa di Perguruan Tinggi Islam di Banten

Menulis adalah tanda bahwa kau pernah hidup

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mathlaul Anwar, 103 Tahun Konsisten Mencerdaskan Ummat

27 Agustus 2019   13:53 Diperbarui: 27 Agustus 2019   14:16 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Berdiri jauh sebelum kemerdekaan Indonesia, Mathlaul Anwar sama halnya dengan ormas Islam Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama yang di satu sisi memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dengan melakukan pemberontakan dan perlawanan terhadap imperialis Belanda di sisi lain berkontribusi memberi nutrisi ilmu pada manusia Indonesia.

Didirikan di Menes, Pandeglang pada 1916 dengan tokoh penting KH Entol Yasin, KH Tb Sholeh dan dibantu oleh cendekiawan muslim muda yang studi di Mekkah, KH Mas Abdurrahman dan dibantu oleh Kyai lokal lain, Mathlaul Anwar memulai ikhtiarnya sebagai jalan atau medium penerang bagi ummat.

Pertama kali berdiri dalam bentuk madrasah di atas tanah wakaf seorang saudagar tanah asal Menes, Mathlaul Anwar kini menjelma menjadi organisasi massa Islam yang patut diperhitungkan.

Hanya selang beberapa tahun saja dari berdirinya, Mathlaul Anwar berhasil memperluas wilayah dakwahnya. Lampung, Karawang, Bogor, Tangerang, Lebak, Serang berdiri madrasah-madrasah Mathlaul Anwar, beberapa yayasan pendidikan Islam di Jawa Tengah, Jawa Timur, sampai Nusa Tenggara Barat mengafiliasikan lembaga pendidikanya dengan Mathlaul Anwar.

Sehingga pada periode 1960-an menjadikan posisi Mathlaul Anwar yang tadinya ada di urutan 8 berangsur naik dan berada pada urutan ke-3 ormas Islam terbesar dibawah Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah.

KH Irsyad Djuwaeli (Ketua Umum PB Mathlaul Anwar 1991-2010) dalam buku NU vis a vis Negara: Pencarian Isi, Bentuk, dan Makna menyatakan bahwa Mathlaul Anwar memiliki 15 juta kader yang tersebar di beberapa wilayah di Nusantara. Sungguh angka dan capaian yang signifikan bagi organisasi yang lahir dan besar di kampung.

Ekspansi dakwah dari Menes (kampung kecil di Pandeglang) yang dilakukan oleh para Kyai Mathlaul Anwar pada masa lampau ke beberapa daerah terkhusus pelosok Indonesia berhasil mencetak dan menciptakan karakter manusia desa lewat pendidikan, jutaan alumni berhasil meneruskan estafeta visi dakwah Mathlaul Anwar dan Islam yang rahmatan lil-alamin.

Mathlaul Anwar yang kini strukutur kepengurusannya ada di hampir seluruh Provinsi dan mengelola sekitar 2000-an madrasah dengan lebih dari 73 komplek perguruan serta pondok pesantren dan perguruan tinggi akan melangsungkan rapat kerja nasional pada 30 Agustus - 1 September 2019 di Menes, Pandeglang.

Usianya kini memasuki 103 tahun, dengan mengusung tema "Teguh Memberi Penerang Bagi Ummat" menegaskan bahwa peran Mathlaul Anwar sebagai ormas Islam yang domain perjuangannya di bidang dakwah, sosial, dan pendidikan sangat dan masih relevan dengan konsistensi kontribusinya untuk mencerdaskan anak bangsa.

Memilih Menes sebagai tempat rakernas, Mathlaul Anwar mengangkat tagline 'New Energy of Mathlaul Anwar' sebagai bentuk kontemplasi dan spirit.

Menes sangat kontemplatif karena disinilah titik sentral Mathlaul Anwar berdiri, tempat dimana para Kyai dan pejuang pendidikan Mathlaul Anwar memulai itikad baik untuk membawa ummat pada jalan terang serta mengangkat derajat manusia dengan menjadikan kebodohan sebagai musuh bersama (common enemy) dan dengan atas itu semua rakernas di Menes pada penghujung bulan ini dapat menjadi energi spirit bagi 273 peserta rakernas dan warga Mathlaul Anwar yang akan turut menyemarakkan.

Selamat Rakernas.

Faiz Romzi Ahmad

Warga Mathlaul Anwar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun