Mohon tunggu...
Faiz Karim Fatkhullah
Faiz Karim Fatkhullah Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Pendidikan Bahasa Arab FKIP Universitas Islam Nusantara

Saya dosen dengan latar belakang pendidikan doktor Ilmu Sastra. Karya ilmiah atau tulisan lepas saya lebih dominan pada wilayah pendidikan dan keilmuan filologi, yaitu ilmu yang objek kajiannya manuskrip kuno. Saya juga tergabung secara profesi dengan masyarakat pernaskahan nusantara atau Manassa.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengubah Sampah Menjadi Rupiah

31 Juli 2023   15:00 Diperbarui: 31 Juli 2023   15:10 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi: Dr. Faiz Karim Fatkhullah Ketua Tim PkM Uninus 2023

Pada tahun 2023, sebanyak tiga tim pengabdian kepada masyarakat (PkM) Universitas Islam Nusantara berhasil mendapatkan pendanaan dari Kemendikbudristek. Salah satu dari tiga tim PkM, yaitu tim yang diketuai Dr. Faiz Karim Fatkhullah, M.Hum. dengan anggota Dr. Hendi S. Muchtar, M.Pd., dan Farhan, M.Pd.I. Kegiatan PkM juga melibatkan anggota sebanyak dua orang mahasiswa dan empat mahasiswa penunjang lapangan dari Prodi Pendidikan Bahasa Arab. Keikutsertaan mahasiswa dalam kegiatan PkM sangat penting untuk memberikan pengalaman dan pembelajaran di luar kampus yang dilakukan oleh dosennya, terlebih dalam kurikulum merdeka belajar kampus merdeka atau MBKM saat ini.

Dengan mengusung judul PkM, “Mengubah Sampah Menjadi Rupiah” tim yang diketuai Dr. Faiz telah melakukan kegiatan workshop yang diselenggarakan di Villa Annisa, tanggal 23 Juli 2023. Villa Annisa dipilih mengingat tempat ini sangat representatif untuk kegiatan-kegiatan besar seminar, hajatan, dan sebagainya. Selain itu, secara geografis tempat ini sangat dekat dengan lokasi mitra PkM, yaitu Bank Sampah Tematik Bumi Beko Lestari (BST BBL) yang beralamat di Desa Bumiwangi Kec. Ciparay. Dalam kegiatan tersebut, hadir narasumber Sandi Iswandi, ST. ketua dari Co-founder Dasar Sampah dan Mochammad Ilyas Hidayat dari BST BBL. Keduanya merupakan narasumber dan praktisi yang sudah lama bergelut dengan masalah sampah sehingga tidak diragukan lagi kepakarannya.

Adapun dilakukannya workshop, yaitu untuk memberikan pengetahuan, pemahaman sekaligus penguatan kepada masyarakat bahwa sampah yang sering kali dipandang rujit  [kotor-bahasa Sunda] dapat menjadi duit. Sampah yang sering dilihat sebagai runtah dapat menjadi rupiah. Hal tersebut tidak dapat dipungkiri oleh siapapun. Kegiatan workshop ini dihadiri oleh semua elemen masyarakat yang ada di Desa Bumiwangi, dari mulai Kepala Desa Bumiwangi, para ketua RW dan RT, para tokoh agama, para tokoh masyarakat, guru-guru MDT dan TKIT Permata Hidayah, bahkan sampai bakal calon kepala desa. Semua elemen tersebut penting dihadirkan mengingat masalah sampah adalah masalah kemanusiaan, masalah universal, dan masalah bersama yang perlu dicarikan solusinya secara bersama pula, menurut Ketua Tim Dr. Faiz Karim Fatkhullah. Guru MDT/TKIT sengaja diundang agar mereka menularkan pengetahuan hasil workshop ini kepada anak didiknya, tuturnya.

Dokumentasi Pribadi: Narasumber sedang memperlihatkan Maggot sebagai produk dari sampah
Dokumentasi Pribadi: Narasumber sedang memperlihatkan Maggot sebagai produk dari sampah

Dalam kesempatan itu, Sandi Iswandi mengungkapkan bahwa sosialisasi, pemahaman, penguatan tentang sampah kepada masyarakat sangat urgent dan mendesak, “Manusia memang penghasil sampah, tetapi ia juga menjadi solusi sampah” menurut Sandi. Disampaikan bahwa jangan sampai kita mewariskan kepada anak cucu berupa sampah. Sebab, sampah adalah produk peradaban manusia. Apabila kita meninggalkan sampah, artinya kita meninggalkan peradaban berupa sampah, tuturnya. Ditambahkan lagi, masalah sampah ini sangat miris. Betapa tidak, seminar, pelatihan, bimtek, workshop tentang sampah tetapi setelah kegiatan justru meninggalkan sampah, menurut Sandi yang merupakan Kepala Dusun Bhineka Komplek Permata Regency Desa Bumiwangi tersebut.

Dokumentasi Pribadi: Ibu-ibu Peserta Workshop Mengubah Sampah Menjadi Rupiah
Dokumentasi Pribadi: Ibu-ibu Peserta Workshop Mengubah Sampah Menjadi Rupiah

Sementara itu, Ilyas dari BST BBL menyebutkan bahwa sampah yang dibuang sejatinya dapat menghasilkan pundi-pundi rupiah yang berkah. Dari sampah organik dapat dihasilkan maggot, kasgot, pupuk cair yang dapat diperlukan bagi peternak ikan dan petani tanaman. Sementara itu, dari sampah nonorganik seperti plastik, Pak Ilyas dan timnya telah berhasil mengubahnya menjadi paving block yang unik dan memiliki nilai jual. Satu meter persegi paving block plastik dijual dengan harga Rp100.000. Produk-produk dari sampah itulah yang saat ini dikembangkan oleh BST BBL. Di lapangan, hambatan usaha sering kali dialami BST tersebut, antara lain teknologi yang digunakan dalam produksi paving block plastik yang masih sangat sederhana menjadikan produksi yang relatif lama dan lambat. Begitu pula akibat minimnya bahan baku sampah organik, membuat layanan terhadap konsumen yang membutuhkan maggot tidak terlayani dengan cepat. 

Dokumentasi Pribadi: Dr. Faiz Karim Fatkhullah Ketua Tim PkM Uninus 2023
Dokumentasi Pribadi: Dr. Faiz Karim Fatkhullah Ketua Tim PkM Uninus 2023

Menanggapi mitra pengabdian, yaitu BST BBL yang menghadapi hambatan produksi, Dr. Faiz menuturkan, dalam kegiatan PkM yang dipimpinnya, akan memberikan bantuan kepada BST BBL berupa mesin peleleh plastik. Mesin ini diharapkan dapat membantu BST dalam memproduksi paving block plastik yang menjadi produk andalan BST. Ke depannya, hambatan-hambatan lain yang dialami BST dengan berkolaborasi dengan pihak kampus, khususnya Universitas Islam Nusantara akan terurai sehingga BST ini akan berdiri dan beroperasi secara lancar dan berkembang maju dengan memiliki legalitas atau badan hukum sendiri, tutur Dr. Faiz yang merupakan dosen Pendidikan Bahasa Arab FKIP Uninus.

Dokumentasi Pribadi: Sebagian Peserta dan Narasumber Melakukan Foto Bersama
Dokumentasi Pribadi: Sebagian Peserta dan Narasumber Melakukan Foto Bersama

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun