Namun, upaya penyamaran ini pada akhirnya gagal dan memicu konflik yang membuka tabir ketimpangan sosial yang tersembunyi di balik kemewahan dan eksklusivitas kelas atas. Film Parasite berhasil memperlihatkan bagaimana struktur kelas yang rigid dalam masyarakat modern sulit untuk ditembus. Modal ekonomi dan budaya yang dimiliki oleh kelas atas memberikan mereka keunggulan dalam mempertahankan posisi dominan mereka. Sementara itu, kelas bawah yang kekurangan modal tersebut terus-menerus termarjinalkan dan sulit untuk mencapai mobilitas sosial yang signifikan.
Melalui representasi yang kritis dan analitis mengenai habitus serta praktik kebudayaan, Parasite memberikan perspektif yang mendalam tentang dinamika kelas dan ketidaksetaraan sosial dalam masyarakat kontemporer. Film ini tidak hanya sekadar menghibur, tetapi juga menantang penonton untuk merefleksikan dan mempertanyakan struktur sosial yang ada. Dengan demikian, Parasite menjadi karya sinematik yang penting sebagai cerminan realitas sosial yang kompleks.
Daftar Pustaka
Arismunandar, S. (2009). Pierre Bourdieu dan Pemikirannya tentang Habitus, Doxa dan Kekerasan Simbolik. Program S3 Ilmu Filsafat, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia.
Barker, Chris, and Emma A. Jane. Cultural Studies Theory and Practice. Edisi kelima., SAGE Publications, 2016.
BBC News Indonesia, "Film Parasite sabet Oscar: 'Sebelumnya dunia abai terhadap bakat-bakat budaya Korea Selatan, mereka kini tahu'", https://www.bbc.com/indonesia/majalah-51458528. Diakses pada 8 Juni 2024.
Bourdieu, Pierre & Jean Claude Passeron (1990), Reproduction in Education, Society and Culture, London: SAGE
Rohman, Syaiful. (2020). "Analisis Karakter Tokoh Utama dalam Film Fiksi". Jurnal Film, Televisi dan Komunikasi, Vol. 7, No. 1.
Storey, John. Cultural Theory and Popular Culture an Introduction. Edisi kelima., Pearson Longman, 2009.
