Dari teori PPM, kita bisa memahami mengenai fenomena ramainya tempat wisata saat ini. Masa PSBB selama beberapa bulan yang membatasi aktivitas dan menuntut masyarakat untuk tetap tinggal di rumah saja cukup membuat jenuh dan stres karena kegiatan yang sangat terbatas di rumah.Â
Ketika memasuki era kenormalan baru, berbagai tempat wisata mulai disiapkan berbagai fasilitasnya serta dipercantik kembali untuk menarik wisatawan. Kemudian, media sosial juga dibanjiri dengan berbagai informasi menarik dibuka kembalinya berbagai tempat wisata di berbagai daerah.Â
Selain itu, tak sedikit juga teman-teman di lingkup media sosial yang membagikan foto dan cerita menarik mereka setelah mengunjungi tempat-tempat wisata di era kenormalan baru.
Kejenuhan dan stres masyarakat yang dialami selama masa PSBB bisa dipahami sebagai faktor dorong, kejenuhan dan stres tersebut lah yang setidaknya memunculkan keinginan dan harapan masyarakat agar masa PSBB segera berakhir.Â
Sedangkan semakin teratur dan cantiknya berbagai tempat wisata menyambut era kenormalan baru merupakan faktor tarik. Hal ini lah yang memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk datang ke tempat wisata.Â
Tak cukup sampai disitu, banjirnya media sosial dengan berbagai foto destinasi wisata atau cerita pengalaman wisata dari lingkup teman di media sosial juga merupakan faktor tambat yang membuat masyarakat semakin kuat keinginannya untuk mengunjungi tempat wisata di era kenormalan baru.Â
Pada akhirnya, kita bisa sedikit memahami bahwa ramainya tempat wisata di tengah tren kasus positif COVID 19 yang masih tinggi bukan karena masyarakat tidak takut mati.Â
Oleh sebab itu, Peran pemerintah untuk selalu menghimbau masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan, serta kesadaran masyarakat untuk taat kepada protokol kesehatan sangat penting di tengah fenomena ramainya tempat wisata saat ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H