Mohon tunggu...
mochamad faishalrafly
mochamad faishalrafly Mohon Tunggu... Lainnya - saya sebagai mahasiswa diunivesitas pancasila

hallo, nama saya faishal. saya kuliah diuniversitas pancasila fakuktas pariwisata

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kampung Naga Tasikmalaya, Jawa Barat Indonesia

27 Juni 2023   21:34 Diperbarui: 27 Juni 2023   21:38 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Masyarakat kampung naga patuh akan pesan leluhur

 Menurut endut suganda selaku sesepuh kampung naga, masyarakat disini merupakan keturunan suku sunda asli. Menjelaskan juga bahwa seluruh masyarakat kampung naga masih sangat patuh terhadap pesan leluhur meraka, mulai dari soal kesederhanaan, hidup rukun dengan memegang teguh adat tradisi dalam menjaga alam, termasuk soal hubungannya dengan lingkungan sekitar pemberi kehidupan.

Masyarakat kampung naga

Menghormati alam sekitar

 Masyarakat kampung adat naga pun masih tetap menjaga keaslian budaya mereka tanpa terpengaruh oleh kemajuan teknologi dan informasi di era sekarang. Mereka masih setia terhadap tradisi nenek moyang. Mereka juga tetap menjaga dan menghormati hutan yang anggap terlarang oleh masyarakat sekitar tersebut.

Terdapat tugu kujang sebagai simbol khas sunda

 Dikampung naga sendiri terdapat tugu kujang raksasa ( senjata tradisional khas sunda) yang merupakan ikon baru diwilayah kampung naga. Menurut warga sekitar tugu tersebut memiliki nilai filosofis dengan masyarakat yaitu nilai kesundaan yang kuat dari bangunan setinggi 5,5 meter tersebut

Memiliki sejarah kerajaan di kampung adat naga

Diceritan oleh Endut, Kampung Naga memiliki sejarah panjang seputar kerajaan tanah sunda. Salah satunya adalah Raja Dipuntang yang merupakan sesepuh awal di kampung Naga dan menurunkan Pangeran Singaparana yang menjadi Panglima Kerajaan Timbang Anten dengan Rajanya pada saat itu adalah Wangsadikarya yang kelak menjadi pemimping di Kampung Naga yang arif dan bijaksana.

Mayoritas penduduk kampung adat naga bekerja sebagai petani, selebihnya berprofesi sebagai pedangang kecil, peternak, pegawai negri dan swasta, serta buruh lepas lainnya. Selain usaha kecil dibidang kerajinan tangan, tidak ada sektor industri sektor besar yang melibatkan banyak tenaga kerja didaerah ini. Dapat dikatakan, bahwa kampung naga dan daerah sekitarnya ini mencerminkan kehidupan agraris ditanah priangan pada umumnya.

Sistem mata pencaharian kampung naga, umumnya masyarakat kampunng naga memiliki mata pencaharian seperti bertani dan juga berkebun serta beberapa aktivitas lainnya seperti memancing dan juga menumbuk beras ketan untuk dijadikan olahan lain. Tetapi seiring dengan berjalannya zaman dan juga banyak perubahan yang terjadi, terdapat beberapa bentuk usaha lainnya seperti menjadi pemandu wisata dikampung naga, kemudian ada pula yang toko cenderamata atau yang bisa kita sebut sebagai yang menjual aksesoris dan juga kelengkapan yang menjadi ciri khas kampung naga. Serta ada beberapa warung dan pedangan asongan yang menjual makanan dan minuman untuk pengunjung yang tidak menbawa bekal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun