Mohon tunggu...
Faishal Hazza
Faishal Hazza Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Syari'ah alias KPI

Makan 2 kali sehari, mandi 2 kali sehari, shalat 5 kali sehari.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Nasi Berkah Jumat dan Cerita di Baliknya

11 Desember 2022   20:21 Diperbarui: 11 Desember 2022   20:25 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keistimewaan Hari Jum'at

Hari jum'at adalah hari yang sangat istimewa bagi umat Islam, ada banyak keutamaan dan kebaikan di hari itu. Nabi SAW melalui sabda-sabdanya telah menggambarkan betapa istimewanya hari jum'at, salah satunya adalah hari yang mulia untuk berbuat baik dibandingkan hari-hari lain dalam sepekan. Sehingga hari jum'at menjadi momentum yang tepat untuk mem-booster amal kebaikan, baik itu dengan ibadah ritual semisal memperbanyak doa dan ibadah sosial seperti sedekah untuk sesama. Kesadaran masyarakat untuk berbuat baik "lebih baik" di hari jum'at kian meningkat, sering kita jumpai spanduk dan semacamnya perihal sedekah dengan beragam rupa dan keunikannya. Ada warung yang memberi diskon khusus hari jum'at, bahkan ada juga restoran yang menggratiskan makan dengan membayar lewat doa. Pernah saya dapati x-banner unik di sebuah masjid yang mengiklankan potong rambut gratis setiap jum'at, berkolaborasi dengan sebuah barbershop. Besarnya antusias masyarakat berbuat baik pada hari jum'at, mengetuk hati para stakehoalder seperti pemerintah untuk turut serta dalam meramaikan euforia kebaikan, mereka mulai giat dalam menyokong banyak kegiatan positif setiap jum'at. Dunia pendidikan pun tak mau ketinggalan, sekolah-sekolah negeri maupun swasta juga semakin banyak membuat kegiatan bakti sosial di hari jum'at, pihak sekolah melibatkan siswa-siswi sebagai bentuk pembelajaran peduli sesama. Hari jum'at memang istimewa, seakan sangat dinantikan oleh banyak orang untuk berbuat baik dan mereka yang menerima kebaikan.

 

Nasi berkah Jum'at yang sangat dinanti-nantikan

Masjid sebagai venue penyelenggara jum'atan juga menjadi bagian penting dalam kemeriahan euforia hari jum'at. Masjid-masjid saling berlomba dalam menebar sedekah untuk para jama'ah dan masyarakat sekitar secara khusus pada hari jum'at. Salah satu bentuk sedekah masjid yang sangat dinanti-nantikan oleh banyak orang adalah nasi berkah. Nasi berkah di masjid biasanya berasal dari sumbangan donatur atau langsung dari pihak masjid melalui kas infaq. Umumnya nasi berkah berupa nasi dan lauk sederhana, namun seiring waktu nasi berkah muncul dengan berbagai varian dan rupa. Setiap masjid memiliki nasi berkah dengan keunikan dan khasnya tersendiri, ada yang menggunakan ricebox dengan desain menarik, ada yang menyediakan nasi kucing yang dapat diambil sepuasnya, hingga buffed (prasmanan). Adanya nasi berkah yang disediakan masjid merupakan bagian dari dakwah kultural, yaitu metode mengenalkan kebaikan Islam melalui tradisi yang berkembang di masyarakat. Tradisi makan bersama dengan lesehan sudah menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia, baik itu dalam hajatan penting hingga kegiatan biasa. Nasi berkah merupakan simbol dakwah kultural, merekatkan antar jama'ah melalui kebiasaan makan bersama. Biasanya saat sedang menyantap nasi berkah di selasar masjid, para jama'ah bakal duduk bareng dengan jama'ah lain yang tak saling kenal, kemudian mereka saling menyapa dan terkadang akan berlanjut pada obrolan ringan yang hangat. Keberadaan nasi berkah pasca jum'atan juga memiliki kedudukan yang cukup penting bagi sebagian jama'ah, khususnya bagi saya sebagai anak kost yang mesti berhemat di tanah perantauan.

Lika-liku mendapatkan nasi berkah

Nasi berkah yang dibagikan masjid menjadi daya tarik tersendiri bagi setiap orang untuk memilih masjid dimana akan melaksanakan shalat jum'at. Tidak jarang para jama'ah akan memilih shalat jum'at di masjid yang menyediakan nasi berkah lebih lezat daripada masjid lain. Satu tahun terakhir ini, nampak nasi berkah bak magnet yang menarik lebih banyak umat Islam untuk jum'atan di masjid dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Tidak jarang terjadi overload jama'ah dari kapasitas daya tampung masjid dan perhitungan takmir dalam menyediakan nasi berkah, hal ini berimbas pada supply nasi berkah yang tidak seimbang karena banyaknya demand dari para jama'ah. Kejadian jama'ah yang tidak dapat porsi nasi berkah karena kehabisan adalah hal yang biasa terjadi, biasanya pihak masjid menyimpan porsi cadangan untuk dibagikan untuk para jama'ah yang belum dapat. Nasi berkah dinikmati berbagai lapisan usia jama'ah jum'at, dari yang sudah bapak-bapak hingga masih bocil. Jama'ah dari bocil inilah yang kerap menjadi dalang di balik habisnya nasi berkah sebelum para jama'ah selesai berdzikir dan doa seusai shalat, para bocil kerap mengambil lebih dari satu porsi. Bocil-bocil biasanya sengaja duduk dan shalat di dekat meja yang sudah tersuguh nasi berkah masjid, kemudian selesai salam mereka langsung menyerbu. Dari pengalaman dan pengamatan saya yang pernah tak kebagian nasi berkah, ada kebiasaan sebagian jama'ah yang langsung berdiri meninggalkan shaf setelah shalat berakhir dan bergegas menghampiri hidangan nasi berkah. Seakan nasi berkah membuyarkan konsentrasi ibadah bagi sebagian jama'ah jum'at untuk menyempurnakan rangkaian ibadah. Di sisi lain para jama'ah yang khusyu' menyempurnakan ibadah melalui dzikir dan shalat nafilah, kerap tidak kebagian porsi nasi berkah. Menurut saya, pihak masjid perlu berinovasi dalam menjawab beragam persoalan ini, jangan sampai ada jama'ah yang overthinking saat berdzikir dan malah berdoa, "Ya Allah, semoga aku kebagian nasi berkah, hanya kepadamu aku berserah diri dapat atau tidaknya".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun