Diarhoea atau yang disebut dengan Penyakit Diare masih menjadi masalah bagi sebagian anak di Indonesia maupun di Dunia.
Menurut WHO, Penyakit diare menjadi penyebab kedua kematian pada anak di bawah usia lima tahun dan berdampak pada kematian 370.000 anak pada tahun 2019. Ancaman yang paling berdampak dan berpengaruh pada penyakit diare adalah dehidrasi. Melalui tinja atau feses yang cair, muntahan, keringat, serta air kencing atau urine seseorang dapat kehilangan air atau mineral pada tubuh, kehilangan elektrolit seperti natrium, klorida, bikarbonat, dan kalium, hal hal itulah yang menyebabkan dehidrasi saat diare. Seseorang yang terserang penyakit diare ini akan menjadi dehidrasi ketika kehilangan beberapa hal tadi tidak dapat diganti. Selain hal-hal yang disebutkan di atas, diare juga merupakan suatu penyebab utama malagizi atau yang biasa dikenal dengan malnutrisi, membuat orang yang mengalami penyakit tersebut menjadi lebih gampang atau rentan terhadap hal hal yang menyerang tubuh yaitu diare dan beberapa penyakit yang lain yang dapat terjadi di masa yang akan datang
Selain dapat menyebabkan kesakitan dan kematian, diare juga dapat juga menghambat pertumbuhan pada anak anak karena dapat menimbulkan stunting. Zat mikro yang dibutuhkan pada anak akan terhambat karena zat tersebut akan hilang terinfeksi oleh diare dan nilai gizi pada anak juga akan berkurang.
Diare bisa berdampak atau menyerang tubuh kita karena perilaku dan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang ketersediaan air bersih, jamban keluarga, dan perilaku mencuci tangan sebelum melakukan kegiatan. Cuci tangan merupakan salah satu pencegahan yang paling mendasar untuk kita sama-sama menjaga kesehatan anak dan menjaga kesehatan semuanya dari semua penyakit terutamanya diare.
Maka dari itu, perlahan-lahan kita bisa mulai membiasakan diri dengan mencuci tangan sebelum berkegiatan dan selalu menjaga kebersihan diri kita agar kita terhindar dari segala penyakit yang ada di dunia ini.
Referensi :
https://www.who.int/health-topics/diarrhoea#tab=tab_1
