oleh PapineNona Auryn Qarirah pada 03 Januari 2011 jam 17:19
Saya berusaha menulis tentang pengalaman pribadi, meskipun tulisan ini tidak seperti layaknya sebuah tulisan sastrawan, namun namanya juga usaha.....hehehe....
Dalam Judul diatas sebenarnya saya bukan anti atau melarang mengkonsumsi alkohol, semua kembali kepada anda semua memaknai tulisan ini.
Ketika saya SD kelas 5, saya belum mengenal alkohol merk terkenal pada saat itu. Hanya karena pergaulan pada era 1985 - 1990an, saya sering nongkrong dengan teman2 kampung, biasanya hanya minum temu lawak bersoda...tapi budaya tayup dan tandak diera kampung saya, membuat kami teman sepermainan terpengaruh efek mabuk / style drunkers...hehee..
Akhirnya keterbatasan uang sebagai anak kampung, temu lawak bersodapun kami oplos dengan obat Bodrex, mulanya 1 pil, lama2 jadi satu kaplet (4pil).... mabuk brow...... kurang puas ....ada sedikit urunan... temu lawak bersoda diganti sprite + bodex... mabok berat brow....
Hal yang saya ceritakan diatas bisa disebut survival drunkers...hehehe...
tapi setelah diatas 1990an berganti ke minuman beralkohol yang lebih bermerk, pada saat itu terkenal merk Wiskey Cola, bir itam/putih, dan sejenisnya (saya lupa merk lama). Perlu diingat semua itu harga termahal cuman Rp 1.250,00, itupun hasil urunan teman sepermainan yang menyisihkan uang jajan sekolah.
Setelah masuk SMP di surabaya barat, tercerailah teman kampung dengan saya dikarenakan beda sekolah. Yang kebetulan hanya saya, dari teman sepermainan kampung yang bisa masuk SMP negeri. Tiga tahun dan sampai SMA saya berteman dilingkungan yang lebih mengutamakan pendidikan dan prestasi sekolah, jadi enam tahun saya bersih dari konsumsi alkohol.
Lulus SMA, saya kuliah di Universitas Swasta di kawasan Surabaya Barat dengan jurusan Tehnik Sipil, disinilah saya mengenal Alkohol lagi, bahkan lebih parah. Saya tidak pernah menyesali pergaulan saya pada saat masa kuliah, karena semua kembali pada pribadi masing2, alhasil di kehidupan bebas tersebut Prestasi pendidikan saya pas2an dan kuliah tertempuh cukup lama delapan tahun dari normalnya 4.5 tahun. Sangat telat sekali saya terjun kemasyarakat, untuk mempraktekkan ilmu dari perkuliahan.
Setelah Lulus tepatnya 2005 kemarin, terjadi kejadian yang saya tidak pernah lupakan. Ibuku tercinta sering sakit dan komplikasi, ditengah saya sudah mulai bekerja dan belum membahagiakan Orang Tua. Dua tahun Ibu bertahan dari penyakitnya, tepatnya bulan April 2007 dokter mengharuskan ibu untuk transfusi darah dan bila dalam waktu 4 hari darah ibu tidak ditransfusi, maka akan semakin krisis dan virus menyebar keseluruh organ dalam vital ibu saya. Hari pertama dari empat hari deadline dokter untuk transfusi saya ke pusat PMI mencari darah yg dibutuhkan ibu, tapi darah sesuai spesifikasi kecocokan dinyatakan kosong dan ada baru satu - dua minggu kedepan. Fiiuuuch.....hati ini menjerit.
Hari kedua.... ketiga... keempat(terakhir dedline)....semua Rumah Sakit Swasta dan Negeri saya hubungi.... ternyata hasilnya sama dengan kantor PMI..... sampai saya pasang harga berapapun untuk lima kantong Darah tersebut...tetaplah nihil.
Kuberanikan ke dokter untuk Darah saya yang diambil, setelah di uji lab ada kesamaaan dan cocok 100% dengan darah ibuku (lega rasanya).
Tapi jawaban dokter membuat saya lemas tak berdaya akan semua usaha... Darah saya dinyatakan tidak klinis dan banyak kandungan alkohol dan banyak kandungan kimiawi....."Jeduuaarrr".... bagai di sambar petir selama ini, saya hidup dengan darah yang kotor dan tidak berguna bagi orang lain....terutama ibuku !!
Benar...... pada Mei 2007 ibuku menyerah dengan penyakitnya. innalilahi wa inna illaihi rojiun.... sedih....pasrah....merasa bersalah....kotor....dan tidak berguna.....!!
Itu merupakan perjalanan masa laluku yang silakan anda menilainya....
Banyak pendonor darah yang juga drunkers.....tapi sayang di lab PMI darah kotor dan tidak klinis... hanya masuk sampah lagi ataupun dibakar.....sayang mubadzir....!!!
Setelah kejadian 2007 tersebut, saya menjaga gaya hidup sehat tanpa konsumsi alkohol dan zat adiktif berbahaya lainnya.... meski terkadang kangen, hanya bir satu kaleng tiap minimal tiga bulan sekali saya teguk. Tapi saya berusaha terus bersih dari konsumsi alkohol (semoga).
Setelah saya berkeluarga dan punya seorang putri yang cantik dan lucu.....ternyanta darah putri saya 100% identik dengan saya.....WOW....terkejut tapi Lazim....wong dia memang darah daging saya.hehehehe..
Tiap tiga bulan sekali saya ceckup darah, untuk melihat hasil dari gaya hidup baru yang sehat dan sekalian ceck penyakit yang akan datang pada saya.
Pengalaman sedih 2007....jangan sampai terjadi pada keluarga saya terutama bila tuhan memberi cobaan penyakit pada anak saya (semoga jangan)....
paling tidak darah ini siap mensuplay anak saya. semoga darah ini bisa bermanfaat bagi orang lain.
Tanpa menggurui anda sekalian untuk mencoba hidup sehat......!
Pesan saya pada anda semua, saudara, teman, dan fesbuker, pada awal tahun ini..... Stop Mengkonsumsi Minuman / Makanan mengandung Alkohol.....
Tentang Tulisan ini silakan anda mengartikan baik atau buruk.....yang jelas saya bukan sastrawan bahkan dokter kesehatan....saya adalah seorang Ayah yang ingin berbuat maksimal pada anak dan istri saya.......semoga. amin.
Salam.
Faishal Ariefiyanto
03-01-2011
Surabaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H