Mohon tunggu...
Fais Fikrotul zahiroh
Fais Fikrotul zahiroh Mohon Tunggu... Administrasi - College student of International class program of State Islamic University Maulana Malik Ibrahim Malang

Seorang penulis amatir yang masih belajar dan akan terus belajar. NIM : 17130096

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Yang Harusnya Didapatkan Anak-anak di Jalur Gaza

13 Mei 2019   18:22 Diperbarui: 13 Mei 2019   21:21 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
credit : suarapalestina.com

Seperti halnya yang kita ketahui kezionisan israel sudah diambang batas kemanusiaan. Genosida terjadi dimana-mana. Orang-orang tak berdosa banyak yang kehilangan nyawa. Anak-anak tidak dapat menikmati masa mudanya yang penuh dengan permainan dan sekolah.

Sebaliknya, kebahagiaan dan keceriaan yang seharusnya menemani mereka malah digantikan dengan tangis dan kesedihan. "Orang bisa melihat bahwa perilaku anak-anak ini menjadi sangat agresif. Komunikasi antar siswa banyak diwarnai aksi kekerasan. Lambat laun anak-anak menjadi agresif satu sama lain. Mereka gampang main tangan, melakukan kekerasan, padahal dulu tidak demikian. Ini dampak dari pengalaman buruk yang mereka peroleh selama perang," kata Omar Mohamed Shalah.

Anak-anak yang malang tersebut membutuhkan terapi guna pulihnya keadaan psikis semula. Hubungan terapeutik adalah proses yang digunakaan untuk penyembuhan tersebut. Northouse (Suryani, 2005 : 15) komunikasi terapeutik adalah kemampuan atau keterampilan perawat (konselor) untuk membantu klien beradaptasi terhadap stres, mengatasi gangguan psikologis, serta belajar bagaimana berhubungan dengan orang lain. 

Stuart dan Laraia (Suryani, 2005 : 15) menyatakan bahwa hubungan terapeutik perawat (konselor) dengan klien merupakan hubungan interpersonal yang saling menguntungkan sehingga perawat (konselor) dan klien memperoleh pengalaman belajar bersama serta memperbaiki pengalaman emosional klien. Kemudian disebutkan pula menurut Hibdon (Suryani, 2005 : 15) menyimpulkan bahwa pendekatan konseling yang memungkinkan klien menemukan siapa dirinya merupakan fokus dari komunikasi terapeutik. Jadi komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dirancang untuk tujuan terapi.

Dengan perangai yang mampu membuat klien nyaman diharapkan klien akan percaya kepada seorang konselor. Dari situlah klien dapat mulai bercerita dengan tenang penuh percaya diri sedang seorang terapis dapat mendengarkan dibarengi dengan sikap empati. konselor menyampaikan informasi , menerima klien, mengarahkan emosi dan perilakuklien melalui pesan-pesan verbal dan nonverbal yang dapat mengekspresikan perasaan dan pikiran klien.

Sorce:

Gerald Corey, Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi (Bandung: PT Rafika Aditama, 2013).

Zulfan Saam, Psikologi Konseling (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2013).

https://www.middleeastmonitor.com/20190103-the-palestinian-children-killed-by-israel-in-2018-have-been-forgotten-by-the-world/

https://www.matamatapolitik.com/news-penahanan-dan-siksaan-israel-atas-anak-anak-palestina-pelempar-batu/

https://www.dw.com/id/anak-anak-di-jalur-gaza-derita-trauma-perang/a-4290975

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun