Mohon tunggu...
Fais Fikrotul zahiroh
Fais Fikrotul zahiroh Mohon Tunggu... Administrasi - College student of International class program of State Islamic University Maulana Malik Ibrahim Malang

Seorang penulis amatir yang masih belajar dan akan terus belajar. NIM : 17130096

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Si kecil "Mokel" Go Potato di Tempat Persembunyian, Harus Marah atau Tertawa?

9 Mei 2019   00:02 Diperbarui: 9 Mei 2019   01:05 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
credit: brilionet.com

 Puasa untuk anak

Karena sudah jelas puasa membawa manfaat bagi kehidupan hendaklah kita membiasakan anak kecil sedini mungkin untuk memulai latihan berpuasa secara bertahap sesuai dengan kondisi fisik dan psikis sang anak. Awalnya dalam hitungan jam, kemudian setengah hari hingga nantinya full satu hari. Menanamkan arti berpuasa kepada anak sangatlah penting. Meskipun anak belum diwajibkan puasa sampai ia baligh alangkah lebih baiknya lagi apabila latihan berouasa diterapkan sejak masih anak-anak. Dengan begitu anak akan terbiasa berpuasa dan tidak lagi merasa berat. Ajaklah beraktivitas ringan yang dapat melalaikan rasa dahaga dan lapar nya seperti membaca buku, jalan-jalan, mengaji bersama, menyiapkan hidangan berbuka serta membuat kreativitas-kreativitas kecil lainnya.

Jangan lupa juga untuk mengapresiasi usahanya belajar berpuasa dengan memberi reward pada si kecil. Dengan begitu anak akan merasa senang dan lebih bersemangat lagi dalam belajar berpuasa.  Jangan berbuat kasar dan terlalu memaksanya saat si kecil menolak belajar berpuasa. Ajaklah baik-baik dan rayulah agar ia mau belajar berpuasa. Jangan sampai si kecil merasa terpaksa berpuasa karena takut orang tuanya memarahinya, bukannya takut terhadap tuhannya.

Ada suatu kejadian dimana anak kecil yang sedang latihan berpuasa diam-diam mengendap-ngendap ke depan pagar rumah di dekat parit kecil saat orang tuanya sedang menerima tamu, karena si ibu penasaran akhirnya setelah tamu pulang si ibu pun menghampiri anak kecil nya. Dan ternyata kejadian menggelikan didapatinya. Sang anak malah diam-diam memakan snack "Go Potato" di sana. Sang ibu sebenarnya tidak marah setelah tahu kejadian itu. Sayangnya si anak menjadi malu dan tidak lagi percaya diri karena merasa menodai kepercayaan orang terhadap dirinya. Menurut kalian apakah itu murni kesalahan si anak atau bisa jadi sang orang tua salah memberikan pengertian puasa? Bagaimana pendapat kalian?

Silahkan beri jawaban kalian di kolom komentar.

Terima kasih atas perhatiannya.

~SEKIAN~

SOURCE:

https://doktersehat.com

http://indaharifianip.blogspot.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun