Mohon tunggu...
Faisal Zulkarnaen
Faisal Zulkarnaen Mohon Tunggu... -

Warga Negara Indonesia tinggal di Kairo. \r\n| Twitter: @fzulkarnaen | Indonesian Photographic Society in Cairo (IPSC) |\r\nhttp://www.facebook.com/galerimasisir

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Laporan dari Tahrir, Kairo; Presiden Baru, Kembang Api, dan Euforia

25 Juni 2012   07:57 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:33 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13406063341345055857

Hawa panas bulan Juni tidak menyurutkan rakyat Mesir untuk meluapkan kegembiraan karena mempunyai presiden baru. Jutaan orang berkumpul dan berpesta di Lapangan Tahrir, tempat yang juga menjadi awal meletusnya revolusi 25 Januari 2011. Muhammad Morsy, calon dari Ikhwanul Muslimin, hari ini (Ahad, 24/6) secara resmi dinyatakan sebagai pemenang pemilihan presiden tahap akhir menyingkirkan pesaingnya Ahmad Shafiq. Setelah 30 tahun berada di bawah pemerintahan bernuansa militer dan satu tahun masa transisi revolusi,  rakyat Mesir kini mempunyai presiden dengan latar belakang non-militer untuk yang pertama kali. [caption id="attachment_190508" align="aligncenter" width="504" caption="Pendukung Morsy bersorak sambil mengangkat poster"][/caption] Di sepanjang jalan menuju Tahrir sore itu, rakyat Mesir terutama para pemuda pendukung Morsy turun ke setiap ruas jalan mengibarkan bendera Mesir di tangan dan mengelu-elukan presiden terpilih. Tidak seperti hari-hari biasanya yang macet, jalanan menuju Tahrir terasa lebih lancar. Barangkali karena sebagian besar dari mereka sudah berada di Tahrir merayakan kemenangan Morsy. Hampir setiap mobil di jalanan membunyikan klakson secara bersahut-sahutan dan mengibarkan bendera Mesir. Seorang pemuda penumpang bis angkutan umum tidak henti-hentinya bicara tentang kemenangan Morsy. Sesekali ia bersorak pada setiap kerumunan orang di tepi jalan dari jendela bis. Seorang bapak 50 tahunan menimpali, "Seumur hidup saya tidak pernah ikut memilih dalam pemilu, tapi pemilu kali ini saya pulang ke Alexandria untuk memilih Morsi." Kereta Metro bawah tanah juga penuh dengan ribuan orang yang menuju Lapangan Tahrir hingga membuat mereka harus berdesakan di pintu keluar. Keluar dari Stasiun Metro Sadat yang berada tepat di bawah tanah Lapangan Tahrir, sorak-sorai jutaan manusia yang menyebut nama Morsy terdengar bersahutan dengan kembang api yang meledak di udara. Senyum dan tawa gembira menghiasi hampir setiap wajah manusia yang ada di sana. Mereka saling mengucapkan selamat atas kemenangan calon yang didukung dalam pemilu. "Sudah saatnya Islam diberikan kesempatan memimpin negeri ini," teriakan mereka di pengeras suara yang di pasang di sejumlah sudut Tahrir. Bahkan mereka juga bertakbir layaknya hari raya Idul Fitri atau Idul Adha. Setelah sholat Maghrib, suasana semakin meriah, dari panggung yang didirikan di sisi Timur terdengar lagu kebangsaan Mesir Biladi Billadi dan beberapa lagu perjuangan. Ratusan kembang api mulai dari yang kecil hingga yang memekakkan telinga menghiasi langit Tahrir. Puluhan pointer laser warna hijau menyorot gedung-gedung tinggi di sekeliling Tahrir. Di atap dan balkon gedung-gedung itu tampak puluhan wartawan mengabadikan suasana dengan kamera foto dan video. Hampir tidak ada sudut kosong di Lapangan Tahrir dari ujung barat hingga timur oleh manusia. Tua-muda, laki-laki - perempuan, bayi, anak-anak, pemuda dan orang tua memenuhi jalanan dan taman-taman. Tidak terlihat satu pun petugas keamanan baik dari polisi maupun militer. Meski demikian, kekompakan mereka menjaga ketertiban patut diacungi jempol. Di setiap sudut para pemuda membentuk barikade manusia untuk memisahkan arus manusia yang berjalan berlawanan. Mereka juga melindungi wanita dan anak-anak dari desakan massa. Demikian juga ketika sebagian melaksanakan sholat berjamaah di tengah lapangan, mereka menahan arus manusia agar tidak melewati jamaah yang sedang sholat hingga selesai dilaksanakan. Jumlah orang yang menyambut presiden baru di Tahrir ini diperkirakan dua kali lebih banyak daripada ketika perayaan kemenangan revolusi saat Hosni Mubarak turun dari jabatan presiden. Konsentrasi massa juga memenuhi Abdul-Moneim Riyad Square, sebuah terminal kendaraan umum yang berada tidak jauh dari Lapangan Tahrir dan sebelah utara Museum Nasional Mesir. Ratusan orang juga berdiri berjajar di atas jembatan 6 October yang melewati Sungai Nil. Hingga pukul 21.00 waktu setempat kemeriahan dan sorak-sorai massa belum surut. Sebagian besar mereka memang sudah berada di Lapangan Tahrir sejak hari Kamis (21/6) lalu. Mereka menuntut komisi pemilihan segera mengumumkan pemenang pilpres tahap final  yang diundur dari jadwal semula yaitu 2 hari setelah pemilihan. Keberadaan mereka di Tahrir juga bertujuan untuk mengawal proses peralihan kekuasaan dari tangan militer ke sipil. Para demonstran tersebut kecewa dengan keputusan Dewan Militer membubarkan parlemen yang terpilih secara sah melalui pemilu. Mereka menyatakan dukungan pada parlemen saat ini sebagai wakil rakyat yang sah secara hukum. Muhammad Morsy Memenangi Pemilihan Presiden Mesir Komisi Tinggi Pemilihan Presiden Mesir pada hari Ahad, 24 Juni 2012 mengumumkan hasil pemilihan final dari dua calon presiden, Ahmad Shafiq dan Muhammad Morsi. Melalui konferensi pers pada pukul 16.00 waktu setempat, Ketua Komisi Farouk Sultan menyatakan Muhammad Morsi sebagai pemenang pemilihan final presiden Mesir. Pengumuman yang disiarkan langsung melalui siaran televisi dan radio dari kantor komisi tersebut menyatakan bahwa Morsi mendapatkan 51,73 % dari total perolehan suara dan Ahmad Shafiq 48,27 %. Sebanyak 26,4 juta pemilih dari 50,95 juta orang yang mempunyai hak pilih memberikan suaranya pada tanggal 16 dan 17 Juni lalu. Hampir 1 juta suara dinyatakan tidak sah. Liputan foto selengkapnya kunjungi Galeri Masisir. ———————————————————————————————————————— Tulisan sebelumnya: Dari Kampus Al-Azhar Kairo; Solidaritas untuk Rakyat Suriah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun