Mohon tunggu...
Faisal yamin
Faisal yamin Mohon Tunggu... Nelayan - Belajar menulis

Seorang gelandangan pikir yang hobi baca tulisan orang

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Betapa Indahnya Jika Semua Berpikir Begini

29 Juni 2021   17:50 Diperbarui: 29 Juni 2021   18:06 617
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Limbah yang sudah di haluskan

Apa manfaatnya?

Masih dengan sumber yang sama bahwa dengan ecobrick, sampah-sampah plastik ini akan tersimpan terjaga di dalam botol sehingga tidak perlu dibakar, menggunung, tertimbun dan lain-lain. Teknologi ecobrick memungkinkan kita untuk tidak menjadikan plastik di salah satu industrial recycle system, dengan begitu akan menjauhi biosfer dan menghemat energi.

Ecobrick menjaga bahan-bahan plastik tersebut melepaskan CO2 yang pada akhirnya akan menyumbang pemanasan global. Ecobrick biasanya digunakan untuk membuat furnitur modular, perabotan indoor, ruang kebun, ruang hijau, dinding struktur dan bangunan seperti sekolah dan rumah.

Ecobrick dibuat kursi, dok/kaltimtoday.co
Ecobrick dibuat kursi, dok/kaltimtoday.co
Dilihat dari apa dan manfaat Ecobrick, bagi saya adalah hal yang penting untuk di buat. Langkah itu juga merupakan cara sederhana yang turut membatu dalam menangani persoalan sampah plastik. Persoalan yang sampai kini masih menjadi pekerjaan besar.

Sekedar di ketahui, Indonesia diperkirakan menghasilkan 64 juta ton sampah setiap tahunnya. Namun, merujuk data Sustainable Waste Indonesia (SWI) tahun 2017, dari angka tersebut baru 7 persen yang didaur ulang, sementara 69 persen di antaranya menumpuk di tempat pembuangan akhir (TPA). Lebih parahnya lagi 24 persen sisanya dibuang sembarangan dan mencemari lingkungan sehingga dikategorikan sebagai illegal dumping.

Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2017, jenis sampah organik mencapai 60 persen. Lalu, kedua terbesar adalah sampah plastik yang mencapai 16 persen. (Baca katadata.co.id).

Sementara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) juga mengakui bahwa pada 2020 total produksi sampah nasional telah mencapai 67,8 juta ton. Artinya, ada sekitar 185.753 ton sampah setiap harinya dihasilkan oleh 270 juta penduduk. Atau setiap penduduk memproduksi sekitar 0,68 kilogram sampah per hari.

Angka tersebut meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pada 2018 saja, produksi sampah nasional sudah mencapai 64 juta ton dari 267 juta penduduk. Sampah-sampah tadi pada akhirnya berkontribusi besar menambah makin menggunungnya timbunan di tempat-tempat pembuangan akhir (TPA). (Baca Indonesia.go.id).

Maka saatnya kita bersama-sama berantas sampah pelastik untuk melindungi lingkungan kita dari danpak dan bahayanya. Karena persoalan bangsa adala persoalan kita. Mulai dari diri kita, dengan cara sederhana seperti membuat Ecobrik.

"Berpikir sederhana, berbuat biasa namun sangat luar biasa imbasnya kepada orang banyak."

(Hanya berbagi, semoga bermanfaat)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun