Mendengar pernyataan itu, air mata tumpah dari pelupuk mata Irmha. Dia tak kuasa menahan haru atas jiwa besar kakanya yang rela mengubur mimpinya demi dirinya dan adiknya Aisyah.
"Aku berjanji, aku akan belajar lebih giat agar suatu saat nanti bisa sukses dan bisa membuat kakak tersenyum juga ibu dan ayah bahagia melihat kita dari alam sana"
"Aamiin"
Selama bekerja sebagai penjejal koran, Fatima rutin membaca dan menulis. Dia juga banyak menulis, karya tulisnya banyak menuai pujian oleh pembaca. Fatima kemudian diangkat sebagai Wartawan tetap.Â
Tekun menjadi prioritas dalam dirinya dibidang jurnalistik. Dia selalu ingat akan pesan Muhammad Ali "jangan menyerah. Menderitalah sekarang dan hiduplah sebagai juara nantinya"
Beberapa tahun kemudian Fatima menebitkan buku novel pertamanya berjudul "Setetes harapan di tahun kesediaan" dan masuk sebagai katefori bets seler. Satu tahun setelah itu dia di angkat menjadi editor kemudian setelahnya didaulat sebagai wartawan terbaik spesialis feature.
"Tidak ada seorangpun yang bisa kembali ke masa lalu dan memulai awal yang baru lagi. Tapi semua orang bisa memulai hari ini dan membuat akhir yang baru. Maria Robinson" sebuah pesan yang dia sampaikan ke adik-adiknya sebagai bekal juang.
Ternate 31/08/19
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H