Mohon tunggu...
Faisal Wibisono
Faisal Wibisono Mohon Tunggu... Lainnya - Hai

Dimana mana hati ku senang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pemberdayaan Keluarga Dhuafa Berkelanjutan, Demi Keberlangsungan Hidup Lebih Baik

20 Desember 2022   17:58 Diperbarui: 20 Desember 2022   18:14 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kondisi Dapur Keluarga Bapak Matyada dan Ibu Lia. Dokpri

Program MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) yang diadakan oleh Kemendikbud menciptakan mahasiswa memiliki kepekaan sosial untuk menggali dan menyelami permasalahan yang ada agar dapat diselesaikan sesuai dengan minat dan keahliannya masing-masing. 

Kuliah kemuhammadiyahan berbasis pemberdayaan keluarga dhuafa sesungguhnya sudah berjalan lama sebelum adanya kebijakan pemerintah terkait dengan merdeka belajar, namun menarik untuk diteliti, kuliah kemuhammadiyahan berbasis pemberdayaan keluarga dhuafa ini justru tetap berjalan kendati di masa-masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) karena covid-19 pada tahun 2020. Melalui model perkuliahan ini, ratusan keluarga dhuafa (keluarga miskin) yang terdampak pandemi covid-19 dibantu dan diberdayakan.

Muhammadiyah berpandangan bahwa gerakan kemanusiaan merupakan kiprah dalam kehidupan bangsa dan negara dan salah satu perwujudan dari misi dan fungsi melaksanakan dakwah amar makruf nahi munkar sebagaimana telah menjadi panggilan sejarahnya sejak zaman pergerakan hingga masa awal dan setelah kemerdekaan Indonesia. Peran dalam kehidupan bangsa dan negara tersebut diwujudkan dalam langkah-langkah strategis dan taktis sesuai kepribadian, keyakinan dan cita-cita hidup, serta khittah perjuangannya sebagai acuan gerakan sebagai wujud komitmen dan tanggungjawab dalam mewujudkan masyarakat utama "Baldatun Thoyyibatun Wa Rabbun Ghafur". '

Untuk itu, kami berniat melakukan pemberdayaan keluarga dhuafa sesuai dengan teologi Al-Maun yang telah diajarkan KH. Ahmad Dahlan demi kesejahteraan agama, bangsa, dan negara. Muhammadiyah dikenal sebagai sebuah organisasi Islam pembaharuan yang bercorak modern. Dalam pengamalannya, Muhammadiyah meyakini Alquran dan Sunnah al maqbullah sebagai sumbernya. Tafsir atas Alquran diturunkan pada tataran praksis dan diterjemahkan menjadi gerakan nyata.

Sebagaimana firman Allah swt didalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah (2) : 245 : "Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang lebih banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan". Untuk itu, kami Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UHAMKA, khususnya kami kelompok 1 yang beranggotakan : 

Anisa Ikmawati, Faisal Wibisono, dan Febri Rianto ingin mengadakan kegiatan yang relevan dengan tujuan dakwah tersebut, yaitu dengan mengadakan penggalangan dana untuk didonasikan kepada keluarga Dhuafa. Program pemberdayaan ini kami lakukan selama kurang lebih 1 bulan. Mulai dari melakukan survey, persiapan, pelaksanaan, fundraising, monitoring dan evaluasi. Lokasi yang ditargetkan oleh kelompok kami yaitu dirumah Bapak Matyada (43) dan Ibu Elia Rosa (40) yang beralamat di Jalan Batu Kinyang 1, Batu Ampar, Kec. Kramat Jati, Jakarta Timur, 13520 pada tanggal 19 Desember 2022.

Keluarga Bapak Matyada dan Ibu Lia dengan 6 orang anaknya yang tinggal di rumah yang sangat amat perihatin. Pasalnya Bapak Matyada adalah seorang tukang parkir di Alfa Midi yang pendapatannya pun kurang mencukupi kebutuhan keluarga, Ibu Elia Rosa atau Ibu Lia ini adalah seorang pencari barang rongsokan yang mana dengan ia mencari barang-barang rongsokan ini ia bisa jadikan sebuah rumah tempat tinggal untuk mereka.

Anak-anak mereka antara lain: aisyah (13) pesantren, Anisa (10) kelas 4 SD, Alisa (9) kelas 1, Arsyila (5) belum sekolah, Asyifa (4) belum sekolah, dan Ahmad (2) balita, meraka tinggal di rumah dengan kondisi seadanya dan sangat sederhana. Dulu sebelum pandemi Ibu Lia sempat jualan lontong isi dan cukup laris dan juga berjualan kue bola ubi ungu dan sudah ada juga langganan, namun karena pandemi dan terbatasnya uang Ibu Lia memutuskan untuk mencari barang bekas atau rongsokan.

Kondisi Dapur Keluarga Bapak Matyada dan Ibu Lia. Dokpri
Kondisi Dapur Keluarga Bapak Matyada dan Ibu Lia. Dokpri
Kondisi Kamar Mandi Bapak Matyada dan Ibu Lia. Dokpri
Kondisi Kamar Mandi Bapak Matyada dan Ibu Lia. Dokpri

Dengan melihat latar belakang Keluarga Bapak Matyada dan Ibu Lia ini yang mana dulunya Ibu Lia sempat berjualan lontong isi dan kue ubi ungu, maka dari itu kelompok kami menyarankan untuk Ibu Lia agar bisa berjualan kembali dengan mengambangkan kemampuan yang Ibu Lia punya dibantu dengan Bapak Matyada. 

Dengan itu kelompok kami memberikan donasi dari donatur-donatur untuk membantu Keluarga Bapak Matyada dan Ibu Lia, dengan memberikan modal usaha, gerobak untuk berjualan, dan membelikan ice bucket untuk tambahan jualan minuman atau jualan es mambo buah, serta sembako kebutuhan lainnya untuk berjualan, dan tak lupa juga dengan memberikan sumbangan keagamaan berupa satu buah al-quran, iqra, dan juz amma, serta mukena untuk Ibu Lia dan anak perempuannya dan sarung dan peci untuk Bapak Matyada dan anak yang masih balita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun