2. Gugup, seseorang yang berbicara, tetapi saat ia berbicara gugup atau tidak lancar saat menjelaskan sesuatu.
3. Gerak tubuh, seseorang yang gelisahan saat ditanya tentang kejujuran, biasanya orang itu akan gelisah dan tidak bisa diam.
Menilai seseorang dengan komunikasi non-verbal akan membantu mereka yang berkomunikasi untuk menilai kepedulian terhadap mereka atau untuk memastikan bahwa mereka benar-benar mendengarkan dan mengatakan kebenaran. Ketika komunikasi nonverbal selaras dengan ucapan, kepercayaan dan kejelasan berkembang selama proses komunikasi. Sebaliknya, jika komunikasi verbal dan nonverbal tidak jelas, maka kecurigaan, ketegangan, atau kebingungan antara dua orang yang berkomunikasi meningkat.Â
Mempelajari komunikasi nonverbal mutlak legal bagi mereka yang ingin menjadi komunikator yang baik. Tidak hanya untuk memahami apa yang dilakukan orang lain, tetapi juga untuk memahami diri sendiri. Komunikasi nonverbal juga merupakan aspek penting dalam kehidupan sehari-hari. Â
Selanjutnya, kata-kata nonverbal yang tidak kita sadari menggambarkan kepribadian kita dengan kasat mata. Melalui perilaku nonverbal, kita dapat belajar tentang emosi seseorang. Kesan awal kita terhadap seseorang seringkali didasarkan pada perilaku nonverbal mereka, yang mendorong kita untuk memahami mereka dengan lebih baik.
Meski berbeda, ada hubungan erat antara bahasa lisan yang digunakan masyarakat dengan bahasa nonverbalnya. Ada anggapan bahwa bahasa nonverbal identik dengan bahasa verbal. Artinya, kelompok yang pada dasarnya memiliki bahasa lisan yang berbeda juga dilengkapi dengan bahasa nonverbal yang berbeda sejajar dengan bahasa lisan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H