Melakukan kegiatan di alam bebas, sekarang ini sudah bukan menjadi hal yang heroik lagi. Mendaki gunung, panjat tebing, arung jeram, menyelam sudah banyak penggiatnya di sana-sini. Setiap orang pasti berlomba-lomba mencari sesuatu yang berbeda untuk mengenal ciptaan Tuhan dari dekat dan berlomba-lomba untuk melakukan kegiatan yang lebih ekstreme lagi. Udara, darat dan laut pun di hadapi untuk mencari tantangan.
Kegiatan di alam bebas semakin berkembang. Ada satu kegiatan lagi yang mulai berkembang yaitu telusur gua. Kegiatan yang satu ini berbeda dengan kegiatan di alam bebas lainnya yang biasa di lakukan di alam terbuka. Akan tetapi, telusur gua di lakukan justru di dalam bumi dengan merambah setiap lorong-lorong yang ada di dalam.
Kalau di lihat dari aspek keselamatannya, justru kegiatan telusur gua ini termasuk jenis petualangan yang sangat berbahaya. Kenapa demikian ? Karena kita tidak mengetahui ada apa di dalam bawah tanah yang gelap itu. Ini yang menjadi sebuah tantangan bagi seorang caver (sebutan bagi penggiat telusur gua) untuk berpetualang di dalamnya.
Kegiatan penelusuran gua merupakan sebuah rangkaian kegiatan yang kompleks. Ada panjat tebing, Arung jeram, dan menyelam. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan keahlian khusus sebelum memulainya.
Kegiatan penelusuran gua di perkenalkan di Eropa sejak 200 tahun yang lalu dan dalam sejaran tercatat penelusuran pertama kali di lakukan oleh Louis Marsalliers, dia menuruni gua vertikal di Languedoc Prancis pada tanggal 15 Juli 1980. Dia melakukannya untuk kepentingan ilmiah.
Baru kemudian dilakukan penelusuran gua yang lebih terencana yang di lakukan oleh Eduard Alfred Martel yang menggunakan peralatan lengkap. Karena usahanya itu Martel di kenal sebagai "Bapak Speleologi Modern".
Di Indonesia kegiatan penelusuran gua juga mulai berkembang seperti kegiatan outdoor lainnya. Potensi-potensi wisata minat khusus ini sangat didukung dengan banyaknya wilayah-wilayah gua-gua alami yang dapat di eksplore keindahannya.
Dimulai dari barat hingga timur Sumatera, sepanjang pulau Jawa dari jawa barat sampai jawa timur, wilayah kalimantan, Sulawesi di Maros, Nusa tenggara hingga daerah Papua. Dengan berbagai jenis karakteristik gua yang berbeda-beda.
GUA LEANG PANGEA
Untuk sampai dan memasuki kawasan gua leang pangea kita tinggal berjalan kaki sekitar 500 m dari rumah terakhir yang juga tempat beristirahat ketika tiba dari kota Makassar sambil mempersiapkan peralatan dan kebutuhan kebutuhan lainnya dalam kegiatan penelusuran tersebut.
Untuk mendapatkan izin penelusuran ,para caver diwajibkan membuat surat izin berkegiatan atau pemberitahuan kepada pemerintah setempat untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Gua ini sangat tidak diperuntukkan bagi para pemula penggiat penelusuran gua sebab gua ini memiliki kedalaman vertikal 70 meter yang memerlukan tehnik SRT (Single Rope Technique) . Satu hal yang sangat penting dan harus diperhatikan ketika memasuki gua ini ketika hujan.Â
Sangat berbahaya sekali memasuki gua sewaktu hujan apalagi durasi hujan yang lebih dari 1 jam karena air hujan dapat dengan cepat memenuhi setiap lorong dalam gua. Sebagian besar lorong yang ada di kawasan gua leang pangea terdapat sungai bawah tanah. Oleh karena itu harus diperhatikan bulan bulan dengan curah hujan tinggi.
Di dalam gua kita bisa menikmati pemandangan bentukan gua yang indah dan beraneka ragam seperti stlagtit, stalagmit, Flow Stone (Batu alir), Curtain(bentukan yang seperti lembaran berlipat yang menggantung di langit-langit gua atau dinding gua) dan macam-macam relief lainnya
 Selain itu kita juga dapat menemukan kehidupan bawah tanah seperti tarantula,Kalajengking, udang, Ikan, Kelelawar dan serangga-serangga kecil lainnya. Sebagian besar tidak dapat melihat atau buta karena sudah berevolusi dengan kehidupan gelap di dalam gua.
Persiapan Sebelum Menelusuri Gua
Harus kita ketahui, kegiatan penelusuran gua merupakan kegiatan yang cukup berbahaya. Kita bergiat di alam yang berbeda dengan kehidupan kita. Kita memasuki lorong-lorong bawah tanah yang kita tidak ketahui apa isi didalamnya. Oleh karena itu, sebelum melakukan kegiatan penelusuran gua sebaiknya kita mempersiapkannya lebih matang agar kita dapat menikmati penelusuran dengan aman.
Hal yang paling utama adalah kondisi fisik yang fit. Dengan fisik yang fit, dengan leluasa kita dapat menikmati petualangan tanpa adanya hambatan. Kualitas udara di dalam gua sangat buruk karena di penuhi kotoran kelelawar dan juga kelembaban udara di dalam gua sangat tinggi. Hal ini dapat dengan mudah bagi para penggiat terserang penyakit paru-paru.
Penelusuran gua merupakan suatu kegiatan petualangan yang tidak diperkenankan untuk lakukan sendiri. Ini bukan merupakan kegiatan yang individualis, penelusuran gua merupakan kegaitan yang membutuhkan kerja tim. Menurut etika penelusuran gua, untuk melakukan penelusuran gua minimal ada 4 orang dalam satu tim.
Pembagian kerjanya yaitu satu orang untuk menjaga entrance gua (mulut gua), dan 3 orang yang melakukan eksplorasi di dalam gua. Hal ini di dasarkan atas pertimbangan, jika ada kecelakaan pada salah satu orang maka 2 orang lainnya mempersiapkan pertolongan (rescue). Dan tugas penjaga entrance, sebagai pemberi informasi yang ada diluar untuk orang yang sedang eksplorasi.
Misalkan jika cuaca yang buruk diluar terjadi penjaga entrance memberikan peringatan terhadap orang di dalamnya. Oleh karena itu, jalur komunikasi antaranggota sangat penting. Jadi, dengan alasan apapun jangan pernah untuk melakukan eksplorasi gua sendirian.
Untuk melakukan penelusuran gua horizontal kegiatan yang dilakukan di dalamnya adalah membungkuk, merangkak, terlentang, berenang bahkan menyelam. Kelenturan tubuh bagi seorang caver sangat dibutuhkan.
Selain itu ada perlengkapan wajib yang harus dibawa dalam penelusuran gua horizontal yaitu Helm, Sling, Cover all (pakaian khusus yang menutupi seluruh badan) atau dengan pakaian yang menutupi tangan dan kaki, ransel ini untuk perlengkapan individu dan untuk perlengkapan tim yaitu perahu karet, tali, kamera dan kompas.
Untuk tali dan perahu karet di persiapkan untuk jaga-jaga kalau di dalam gua ada medan yang harus di lalui dengan menggunakan peralatan tersebut.
Berbeda dengan perlengkapan untuk penelusuran gua horizontal, peralatan dan perlengkapan untuk penelusuran gua vertikal lebih kompleks lagi. Hal yang paling utama yaitu seorang caver harus menguasai tehnik penurunan gua, sampai saat ini yang paling sering digunakan dengan menggunakan SRT (Single Rope Technique).
SRT adalah tehnik penurunan dengan mengandalakan satu buah tali kernmantel jenis statis yang menuju ke bawah gua dan sangat ditekankan untuk menyimpul ujungnya, agar jika tali tidak mencukupi orang yang menuruni tali tersebut tidak terjun bebas dan dapat menyambungkan tali lagi agar sampai ke dasar gua.
Peralatan individu yang dibutuhkan untuk SRT antara lain : peralatan naik (Footloop Jammer dan Chest Jammer), Peralatan turun (Autostop decender,) dan peralatan penunjang (Sit harness, Chest Harness, lingking maillon, cowstail, footloop, carabiner, helmet, delta maillon atau maillon rapid ), dan perlengkapan timnya yaitu tali kernmantel dan kamera.
Selain perlengkapan diatas seorang caver juga haru menguasai tali temali, bagaimana membuat anchor agar tidak mengalami gesekan dengan tebing saat menuruni tali, membuat simpul dan sistem rescue (Z rig dan hauling).
Yang terpenting dari semua itu adalah sering melakukan latihan, baik itu latihan fisik maupun latihan tehnik-tehnik. Semakin sering kita melakukan latihan maka akan mempermudah kita dalam melakukan eksplorasi. Ada beberapa etika yang harus dilakukan oleh setiap penelusuran gua dimana pun yaitu dilarang mengambil sesuatu kecuali gambar, dilarang meninggalkan sesuatu kecuali jejak , dilarang membunuh sesuatu kecuali waktu .Â
Karena jika kita melakukan kesalahan didalam gua maka akan berdampak besar sekali, seperti menghancurkan stalagtit atau stalagmit hanya dalam waktu beberapa detik saja sedangkan untuk membentuk setiap milimeter itu membutuhkan waktu hingga ratusan tahun lamanya. Akan kemana lagi kita akan melakukan petualangan untuk menikmati keindahan sang pencipta, kalau setiap kali kita melakukannya hanya untuk merusaknya.
oleh :
Koordinator Divisi Caving MAPALASTA Makassar
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H