Mohon tunggu...
Faisal Sidiq
Faisal Sidiq Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Electrical / Instrumentation Engineering

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Doa Bersama Agar Ahok Mendapat Hidayah

1 Desember 2016   08:29 Diperbarui: 1 Desember 2016   08:55 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ternyata gara-gara mulut seorang Ahok. Ummat Muslim dipaksa berkumpul untuk berdoa bersama. Insya Allah dilaksanakan 2 Desember 2016 di Monas, Jakarta. Atau disebut sebagai aksi 212.  Orang rela berjalan kaki berkilo-kilometer meninggalkan sanak keluarga di kampung. Meninggalkan tugas sehari-harinya. Yang sekolah jadi tidak sekolah. Yang kerja jadi tidak kerja. Niat mereka satu. Ingin berkumpul di Monas dan melakukan doa bersama.

Andai saja mereka diundang secara resmi. Kaki mereka malas untuk berjalan sejauh itu. Kata kuncinya adalah seseorang telah menistakan agama mereka. Islam. Agama yang selalu dipenuhi doa dan zikir. sehingga meskipun dinistakan Islam tetap menyelesaikannya secara arif dan bijaksana. Tidak serta merta membabi buta. Ganyang sana ganyang sini. Ini pula membuktikan bahwa Indonesia negara yang paling toleran dalam kehidupan beragama. 

Ahok sudah tersangka. Buni Yani juga sudah menjadi tersangka. Aksi  212 tetap akan terjadi. Semoga benar-benar aksi yang super damai. Kalau bisa tidak perlu ikut aksi. Lebih baik tadarusan di masjid sembari menanti shalat Jumat. Benci kepada penista agama bukan berarti harus ikut aksi. 

Aksi sebelumnya hasilnya saling melapor ke polisi. Boleh jadi juga kalau tidak ada aksi Ahok dan Buni Yani belum jadi tersangka. Sekarang keduanya sudah jadi tersangka. Percayakan kepada polisi. Sebagai penegak hukum.

Ada sisi positifnya aksi ini. Agar pejabat kalau berbicara bisa lebih sopan dan terarah kepada kemajuan bangsa. Semenjak kran demokrasi dibuka. Ada yang menganggap demokrasi kita kebablasan. Melampaui batas. Ada benarnya.

Coba lihat percakapan partai politik dalam berbagai diskusi, debat di media visual. Terkadang mau saling terkam. Pernah ada yang mengancam akan melempar mike ke peserta lainnya. Negara kita terlalu banyak orang pintar. Sehingga egoisme. Dan melupakan patriotisme.

Inilah proses demokrasi kita. Kata kebanyakan orang. Kalau proses demokrasi kita begini terus. Kapan bangsa Indonesia bisa maju.  

Ahok mau dijegal melalui isu penistaan agama. Lawan politik Ahok yang tidak bisa korupsi jadi senang.Ahok tidak bisa memimpin DKI periode berikutnya. Kalau Ahok ditahan.

Ahok sangat beruntung hidup di negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Islam agama yang membawa kedamaian bagi seluruh ummat di dunia. Ummat Islam beraksi terhadap  Ahok hanya untuk menuntut agar penista agama di proses seadil-adilnya. Yang secara kebetulan Ahok pejabat pemerintahan. Memimpin beranekaragam suku dan agama di DKI.

Ahok pun telah meminta maaf. Mari kita terima maafnya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun