Mohon tunggu...
Faisal Ramadhan
Faisal Ramadhan Mohon Tunggu... Akuntan - Mahasiswa

Belajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Faktor-Faktor yang Menyebabkan Kegagalan dalam GCG (Case Bumn Garuda)

30 Juni 2024   21:49 Diperbarui: 30 Juni 2024   22:23 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Implikasi dari tindakan tersebut sangat merugikan, tidak hanya bagi reputasi Garuda Indonesia tetapi juga bagi kepercayaan publik dan pemegang saham. Menteri BUMN telah mengambil langkah tegas dengan mencopot Direktur Utama dari jabatannya dan menjatuhkan sanksi hukum.

Dari perspektif GCG, kasus ini menunjukkan kebutuhan mendesak akan transparansi yang lebih besar dalam pengambilan keputusan, akuntabilitas yang kuat terhadap aturan dan nilai perusahaan, serta kepatuhan yang tegas terhadap regulasi yang berlaku. Kegagalan dalam menerapkan prinsip-prinsip ini telah menyebabkan kerugian finansial dan reputasi yang signifikan bagi Garuda Indonesia.

Untuk memulihkan kepercayaan dan memastikan keberlanjutan perusahaan, langkah-langkah perbaikan tata kelola harus diambil dengan serius. Hal ini termasuk memperkuat kontrol internal, meningkatkan transparansi dalam pengelolaan perusahaan, dan menegakkan akuntabilitas yang ketat bagi seluruh jajaran manajemen. Hanya dengan demikian, Garuda Indonesia dapat kembali membangun citra sebagai BUMN yang dikelola secara profesional, integritas, dan bertanggung jawab terhadap semua stakeholder-nya.

Kesimpulan

Kesimpulan dari uraian mengenai Good Corporate Governance (GCG) dapat dibagi menjadi beberapa poin utama:

Pentingnya Komitmen Pimpinan: Kesuksesan penerapan GCG sangat tergantung pada komitmen dan dukungan kuat dari pimpinan perusahaan. Pemahaman yang cukup tentang prinsip-prinsip GCG serta ketegasan dalam menerapkan aturan dan norma GCG menjadi kunci untuk membangun lingkungan korporasi yang sehat.

1. Budaya GCG yang Kuat: Perusahaan perlu membangun budaya kerja yang mendukung penerapan GCG, termasuk menghindari praktik nepotisme dan favoritisme serta meningkatkan akuntabilitas. Kesadaran dan partisipasi aktif karyawan dalam penerapan GCG juga sangat penting.

2. Struktur dan Mekanisme yang Jelas: Perusahaan harus memiliki struktur organisasi yang mendukung implementasi GCG dengan jelas, termasuk mekanisme pengawasan dan pengendalian internal yang memadai. Sistem pelaporan dan pengaduan pelanggaran GCG yang efektif juga diperlukan untuk memastikan kepatuhan.

3. Pengembangan Kapasitas dan Kompetensi: Pentingnya pengembangan sumber daya manusia yang berkompeten dalam menerapkan GCG, melalui pelatihan dan pengembangan kapasitas, serta akses yang mudah terhadap pengetahuan dan informasi tentang GCG.

4. Faktor Eksternal: Regulasi yang kuat, penegakan hukum yang konsisten, serta dukungan yang memadai dari pemangku kepentingan eksternal (seperti investor dan masyarakat) sangat mempengaruhi implementasi GCG di perusahaan.

Secara keseluruhan, Good Corporate Governance bukan hanya sekadar kewajiban hukum, tetapi juga kunci untuk menciptakan nilai jangka panjang bagi perusahaan. Dengan membangun fondasi yang kuat dalam hal komitmen pimpinan, budaya kerja yang sehat, struktur yang jelas, pengembangan kapasitas, dan dukungan eksternal, perusahaan dapat mencapai tujuan mereka secara berkelanjutan sambil memenuhi ekspektasi semua pemangku kepentingan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun