Mohon tunggu...
Faisal Rahmatullah
Faisal Rahmatullah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa PGMI UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Saya adalah Mahasiswa Program Studi Pendidikan guru madrasah Ibtidaiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Saya suka dalam media seperti desain grafis, fotografi, videografi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peninggalan dan Pengaruh Agama Hindu di Kota Malang

11 September 2023   23:34 Diperbarui: 11 September 2023   23:38 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Agama di Indonesia yang diakui oleh negara terdiri dari enam, yaitu Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu, Budha, dan Khonghucu. Di Indonesia agama berperan penting sebagai panduan masyarakat dalam menjalani kedidupan sehari-hari. Di kota Malang terdapat Peninggalan dan Pengaruh Agama Hindu, Candi Badut salah satunya contoh peninggalan agama Hindu. Candi Badut ini ditemukan pada tahun 1921 oleh Maureen Brecher, seorang kontrolir dari Kantor Pamong Praja yang ada di Malang, saat ditemukan candi ini kondisinya rusak, ditumbuhi tanaman liar dan perpohonan, dan tertimbun oleh tanah. Kemudian pada tahun 1923-1926 Dinas Purbakala di bawah pimpinan F.D.K Bosch dan B. de Haan melakukan program kegiatan pemugaran. Candi Badut ini terletak di Desa Karangwidoro, Kecamatan Dau, Kota Malang, dan diyakini sebagai candi tertua di jawa Timur didasarkan pada prasasti Dinoyo yang berangka 683 Cakra (760 Masehi). Saat ini prasasti tersebut disimpan di Museum Nasional jakarta.

Candi ini diberi nama oleh Prof. Dr. R. Ng. Poerbatjaraka, mengatakan bahwa nama "Badut". Sebab nama ini diambil dari nama masa kecil Raja Gajayana, raja kerajaan kanjuruhan yang memrintahkan pembuatan candi badut ini. Asli nama Raja Gajayana adalah Liswa yang mempunyai arti dalam bahasa Jawa yaitu Pelawak atau Badut, Karena itu masyarakat lain juga ada yang menyebutnya Candi Liswa. Versi lain juga ada yang mengatakan nama Badut diambil dari nama pohon yang tumbuh diatas reruntuhan candi. 

Bangunan Candi ini mempunyai 3 tingkatan yaitu, (1) Kaki Candi, yang mempunyai arti manusia yang masih dikuasai oleh nafsu rendah seperti keserakahan, kebohongan dan segala sesuatu yang mempunyai hubungan hawa nafsu, (2) Badan Candi, yang mempunyai makna lambang dari usaha manusia untuk melawan dan mengalahkan nafsu keduniawian, (3) Atap Candi, yang mempunyai makna lambang dari kehidupan manusia yang sudah sampai mencapai kesempurnaan.  Candi ini juga mempunyai sepasang arca penjaga pintu masuk candi yang bernama Mahakala (kiri pintu candi) dan Nandiswara (kanan pintu candi), Mahakala merupakan perwujudan Dewa Shiva dalam rupa yang menyeramkan dan ganas (ugra). Di sebelah kanan candi juga terdapat Patung Arca Agastya (Dewa Guru), Resi murid Shiva dari India yang menyebarkan agama Hindu ke selatan termasuk ke Indonesia. Sebelah kiri Candi juga terdapat patung Arca Ganesa, anak dari dewa Shiva yang dikenal sebagai Dewa Ilmu Pengetahuan dan dewa Perang. Candi ini juga memiliki Patung Arca Durga Mahesasuramardini, merupakan salah satu aspek istri dari Dewa Siwa, Partiwi. Durga yang mempunyai aspek ugra (marah).

Candi Badut 
Candi Badut 

Candi ini dikelilingi dengan Pagar Besi dan pepohonan agar bangunan candi ini tetap aman, di samping candi ini juga terdapat batu batu yang diduga serpihan dari bangunan candi badut, karena bangunan yang sudah tua membuat bangunan candi ini banyak yang sudah hilang dan rusak. Pemerintah Kebudayaan juga memerintahkan kepada seseorang untuk menjadi juru kunci atau penjaga situs candi, untuk merawat bangunan dan menjaga bangunan candi ini.

Pengaruh Agama Hindu Di Kota Malang yaitu membawa perkembangan dalam bidang seni rupa, seni pahat dan seni ukir. Hal tersebut dapat dilihat pada relief atau seni ukir yang dipahat di bagian bangunan candi. Misalnya, relief yang dipahatkan di dinding-dinding batu bangunan candi berupa pahatan tulisan aksara jawa.

Candi Badut 
Candi Badut 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun