Rasa malu adalah salah satu emosi dasar pada manusia. Pastinya semua orang juga pernah merasa malu, entah itu melakukan suatu hal yang ceroboh di depan orang lain atau hal-hal yang memalukan lainnya. Lalu apa sih yang dimaksud dengan malu itu? Apakah kalian sudah mengetahuinya apa belum? Jika belum, mari kita simak bersama penjelasan yang ada dibawah ini.
Shame/ malu adalah emosi menyakitkan yang biasanya disertai perasaan menjadi 'kecil', tidak berharga, serta ketidakberdayaan. Shame ini menyakitkan serta dapat berdampak negatif pada perilaku interpersonal.
Tinjauan psikologis mengartikan istilah malu dengan emosi yang muncul dari ketidaksadaran terhadap sesuatu yang tidak berharga, menggelikan, tidak pantas, aib, emosi terhadap perilaku atau keadaan diri seseorang (atau pada orang yang memiliki kehormatan) atau sedang berada dalam situasi yang melanggar kesopanan. Rasa malu ini dapat terjadi di depan umum maupun secara pribadi. Â
Rasa malu ini juga dapat menyebabkan aktivitas seseorang terganggu. Kenapa bisa begitu? Hal ini disebabkan karena dia terpikir dengan suatu hal yang membuat ia malu.Â
Entah itu perbuatan atau perkataannya. Mungkin salah satu contohnya yaitu ketika ada seseorang yang jatuh terpeleset di depan orang banyak. Orang yang jatuh itu pasti akan langsung buru-buru untuk berdiri dan meninggalkan tempat itu karena ia merasa sangat malu karena ia telah jatuh terpeleset di depan orang banyak.
Malu/shame ini dibedakan menjadi dua kategori. Yang pertama shame, dan yang kedua yaitu embarrassment. Menurut salah satu pendapat ahli yaitu Miller, mendefinisikan embarrassment sebagai keadaan akut dari kecanggungan/kecerobohan yang berujung kekecewaan pada kejadian yang menghasilkan ancaman yang tidak diinginkan.  Embarassment ini membuat  perubahan raut muka seseorang menjadi merah, keringat dingin, bahkan cemas karena terlalu tidak nyaman. Â
Jadi, bedanya shame dengan embarassment yakni kalau shame lebih ke perasaan malu karena melakukan sesuatu yang tidak benar atau menyesal telah melakukan sesuatu. Sedangkan, embarassment merupakan perasaan malu yang lebih ke tidak nyaman atau canggung pada seseorang. Misalnya, Aldi berjalan dengan ceroboh di lantai yang licin dan membuat Aldi terjatuh hingga semua orang di sekitar Aldi menertawakan dia, itu membuat Aldi malu atau shame. Kalau embarrassment misalnya Lia ditunjuk oleh gurunya untuk maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil diskusi Lia dengan kelompoknya. Tapi saat di depan kelas dia merasa malu berada di hadapan teman-temannya atau bisa dibilang Lia ini gugup.
Rasa malu disini ternyata memiliki pengaruh yang bisa dibilang besar pada perkembangan sosial anak. Anak pemalu biasanya sulit untuk bersosialisasi dengan orang-orang baru. Ketika anak pemalu ini berada di lingkungan yang asing baginya, ia akan menghindari orang lain, merasa takut, curiga, ragu, hati-hati ketika melakukan sesuatu. Padahal biasanya anak memiliki rasa keingin tahuan yang tinggi, tapi gara-gara anak memiliki sifat pemalu yang berlebih membuat anak jadi lebih banyak diam. Adapun beberapa gejala-gejala yang tampak pada anak pemalu yaitu :
 a.     Anak cenderung menghindari hubungan sosial dengan orang lain dan lingkungan sekitar.
b. Â Â Â Â Bersikap segan, ragu-ragu dan tidak mudah melibatkan diri dengan orang lain dan lingkungannya.
c. Â Â Â Â Anak yang pemalu tidak berani mengambil resiko, takut, ragu-ragu.
d. Â Â Â Â Anak cenderung banyak diam. Jika berbicara suaranya terdengar pelan.
e. Â Â Â Â Anak kurang rasa percaya dirinya.
f. Â Â Â Â Â Tidak menyukai permainan yang bersifat kerja sama.
g. Â Â Â Â Kurang berani memutuskan pendapat atau pilihan bagi dirinya
Rasa malu juga memiliki dampak negatif yaitu, potensi pada anak tidak berkembang secara optimal, perkembangan individu yang terganggu, anak tidak bisa bersosialisasi dengan lingkungan yang asing baginya, kurang informasi dan pergaulan, Kurang pengalaman, menimbulkan kesulitan belajar apabila terjadi pada anak usia sekolah. Lalu orang tua anak dapat melatih anak agar tidak menjadi pemalu. Adapun cara yang dapat dilakukan adalah tidak memarahi anak, membantu anak bersosialisasi dengan teman-temannya, membangun rasa kepercayaan diri pada anak, memberikan anak pujian ketika ia mendapatkan suatu hasil yang membanggakan, lalu orang tua juga menunjukkan pada anaknya percaya diri karena anak adalah peniru yang baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H