Simpati dan Empati adalah dua hal yang hamper sama namun dengan sedikit perbedaan maknanya. Dua kata ini tentu saja tidak asing di telinga kita. Simpati adalah suatu perasaan tertarik atau ikut merasakan apa yang dialami oleh orang lain. Sedangkan empati adalah kemampuan seseorang untuk membayangkan akan perasaan orang lain.Â
Nah kedua hal ini bisa dibilang hampir sama. Namun yang membedakan dua hal ini adalah simpati bisa muncul dikarenakan pernah merasakan hal yang sama, sedangkan empati bisa muncul tanpa pernah merasakan hal yang sama. Dua kata ini merupakan contoh dari emosi prososial. Apakah kalian tahu apa itu emosi prososial? Mari kita simak Bersama penjelasan di bawah ini.
Definisi Emosi Prososial
Emosi prososial dapat didefinisikan sebagai keinginan yang mendorong seseorang untuk melakukan tindakan untuk menolong orang atau yang bisa menguntungkan orang lain. Ada beberapa kegiatan yang bisa dikategorikan sebagai perilaku prososial, yaitu berbagi, menolong, kerja sama, dan kegiatan positif lainnya yang bisa membantu orang lain. Adapun contohnya adalah sebagai berikut. Semisal ada suatu bencana alam yang terjadi di kota A. Lalu kota yang lain memberikan bantuan kepada kota A yang sedang mengalami musibah.Â
Dan tentu saja bantuan itu sangat berguna bagi kota yang membutuhkan. Perilaku prososial ini tentu saja memberikan manfaat seperti membuat kita senang karena bisa membantu orang lain, meredakan stress dan masih banyak manfaat yang lainnya.
Perkembangan Emosi Prososial
Ada lima tahapan yang terjadi pada perkembangan emosi prososial yaitu :
- Tahap 1 (Berorientasi pada kepentingan pribadi)
Pada tahapan ini anak melakukan suatu tindakan yang baik bukan karena kemauannya sendiri, namun anak melakukan tindakan yang baik dikarenakan ia menghindari hal yang buruk atau konsekuensi apabila ia tidak melakukan hal baik.
- Tahap 2 (Berorientasi pada kebutuhan
Pada tahapan ini anak mulai merasa peduli pada kebutuhan orang lain meskipun tidak sama dengan anak. Anak hanya akan membantu apabila ia dimintai bantuan.
- Tahap 3 ( Berorientasi pada penilaian orang lain dan streotip sebagai anak baik)
Pada tahapan ini anak melakukan hal baik karena anak ingin dipandang sebagai anak yang baik.
- Tahap 4A ( Munculnya kemampuan reflektif dan empati)
Pada tahapan ini anak melibatkan empati pada saat melakukan hal yang baik serta mengantisipasi emosi apabila ia membantu orang lain atau tidak.
- Tahap 4B (Transisi)
Pada tahapan ini anak mulai mempertimbangkan beberapa hal ketika ia akan membantu orang lain. Hal yang dipertimbangkan adalah norma dan tanggung jawab sosial.
- Tahap 5 (Berorientasi pada nilai-nilai moral yang terinternalisasi dalam diri)
Pada tahapan ini anak tidak sembarangan membantu orang lain. Karena ada hal-hal yang dipertimbangkan.
Peran Orang Tua Dalam Emosi Prososial Anak
Orang tua adalah orang yang paling dekat dengan anak. Orang tua juga juga memiliki kewajiban untuk mengajarkan hal-hal yang baik kepada anaknya. Anak juga merupakan peniru yang handal. Apabila orang tua mencontohkan hal yang buruk maka anak juga akan menirukannya begitu juga dengan sebaliknya.Â
Adapun cara yang dapat dilakukan orang tua untuk mengenalkan emosi prososial anak dengan cara mengajak anak untuk berbagi dan tolong menolong kepada orang lain yang ada di sekitarnya. Dengan cara itu anak akan mengenal emosi prososial.