Mohon tunggu...
Faisal Fariz
Faisal Fariz Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Seorang : Pecinta (i), Kabid Komunikasi & IT FORMAP Labura, Mahasiswa, Jurnalis Lepas. Twitter : FaisEl_farizi Facebook : Fais El-Farizi Blog : http://El-farizi.blogspot.com Email : Fslfrz5@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Gejala

25 Juni 2012   10:47 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:33 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

I

Malam kayak pagi, pagi kayak siang, siang kayak sore, sore kayak malam. Lalu, aku seperti apa?Terus, aku lurus. Bersahaja pada lekuk daun pucuk perkara. Berteriak, aku akan baik dari buruk kemarin. Diam, aku buntu. Memetik gundah padahal illahi marah karena nista mengubur suka. Nangis, aku mundur. Ilalang-ilalang usang tertawa menetas mata dengan darah lalu luka. Senyum, aku selesai. Teriak lepas diujung gundukan. Terus nisan menancap kaku. Ini akhir gejala.

II

Kini hanya bisa meringkas jalanan lalu, mengumpat, balik berkelana, menggelinding guli-guli rasa. Lalu menelaah ribuan kata terucap, mengarti jutaan arti dari arti kata, kembali berhenti ketika mereka berjalan kencang. Ketika mereka berhenti, balik jalan tapi nyendat karena lebam ditonjok malam. Telat, tetap lambat. Sampai kapan menyambut pagi? Biar esok, aku berhenti. Sebab, kata malam, "Aku tilam". Kata pagi, "Aku rugi". Kata siang, "Aku belang". Kata sore, "Aku kere". Mulai tak mengerti apa kata mereka yang lain. Alergi suaraku?

III

Lekuk cangkir ditabur pekat diseduh panas lalu hitam dalam volume bening. Kelam malam baju hitam. Hirup lalu sedot. Membaur pemulung waktu dengan pengusaha kata. Rata biar ditata elok, karena malam indah dengan kelam. Ketika bertemu bintang, Aku tetap menggenggam sang pekat. Karena ia menawan dengan manisnya, memupuk ide biar tambah subur.

Medan, 26 Januari 2011

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun