Automatisasi juga mengurangi beban administratif, memungkinkan tim SDM untuk fokus pada tugas-tugas strategis yang lebih bernilai, seperti pengembangan karyawan dan perencanaan karier.
b. Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia (HRIS)
HRIS adalah platform digital yang memungkinkan perusahaan untuk mengelola data karyawan, dari rekrutmen hingga pensiun, dalam satu sistem terintegrasi. Dengan HRIS, proses seperti penggajian, absensi, penilaian kinerja, dan pengembangan karyawan menjadi lebih transparan, efisien, dan mudah diakses oleh seluruh manajer SDM dan karyawan.
c. Analitik SDM (People Analytics)
People analytics adalah penggunaan data dan analisis untuk membuat keputusan yang lebih cerdas terkait manajemen karyawan. Dengan data yang lebih lengkap, perusahaan dapat mengevaluasi kinerja, memprediksi tingkat perputaran karyawan, dan merancang strategi pelatihan yang lebih efektif. Analitik SDM memberikan wawasan yang lebih dalam mengenai kebutuhan tenaga kerja dan memungkinkan perencanaan yang lebih tepat sasaran.
d. Platform Pembelajaran Digital dan E-learning
Teknologi juga mempermudah pelatihan dan pengembangan karyawan. Platform e-learning memungkinkan karyawan untuk mengakses pelatihan kapan saja dan di mana saja. Ini sangat penting di era digital, di mana perkembangan teknologi sangat cepat dan karyawan perlu terus meng-upgrade keterampilan mereka untuk tetap relevan dengan pasar kerja.
3. Perubahan dalam Strategi Manajemen SDM
Seiring dengan kemajuan teknologi dan perubahan pola kerja, manajemen SDM harus beradaptasi dan mengembangkan strategi yang lebih fleksibel dan responsif terhadap dinamika pasar. Beberapa perubahan yang terjadi dalam strategi manajemen SDM di era globalisasi dan teknologi adalah:
a. Fleksibilitas Kerja
Fleksibilitas dalam bekerja semakin menjadi tuntutan, terutama setelah pandemi COVID-19 yang mempercepat adopsi kerja jarak jauh. Banyak organisasi yang kini mengimplementasikan kebijakan kerja fleksibel, baik dalam bentuk kerja remote (jarak jauh), kerja hybrid (gabungan antara kerja di kantor dan jarak jauh), maupun pengaturan jam kerja yang lebih bebas. Manajemen SDM harus menyesuaikan kebijakan dan praktik kerja untuk mendukung fleksibilitas ini.