Mengelompokkan sesuatu adalah pekerjaan yang selalu orang lakukan. Misalnya ketika menyimpan pakaian, menata alat-alat makan, menyusun sepatu dan sandal atau membereskan mainan anak-anak. Barang-barang itu bisa dikumpulkan berdasarkan kepemilikan, fungsi, bentuk, ukuran maupun warnanya.
Biasanya kita memisahkan pakaian ayah, pakaian ibu, dan pakaian anak-anak. Kemudian dipisah lagi untuk bagian atas dan bagian bawah badan. Kalau masih ada tempat maka baju, celana, rok atau sarung tidak disimpan di satu rak yang sama.
Enggak hanya orang dewasa, anak-anak TK dan SD sesuai kemampuannya juga mengelompokkan benda-benda menurut bentuk, warna dan ukurannya. Seiring usia dan kecerdasan yang meningkat, pengelompokan itu menjadi bertambah kompleks.
Yoi, kompleks artinya rumit, ruwet. Keruwetan hidupmu terjadi karena umur bertambah, karena sekolah, pergaulan dan problem hidup kamu bertambah. Bacaan kamu ikut bertambah.. ya pastinya gitu dong!
Kita coba nih dengan dunia hewan atau binatang, entah ini dulu pelajaran kelas berapa. Ada herbivora, karnivora dan omnivora. Salah satu cara untuk mengelompokkan hewan adalah berdasarkan makanannya. Herbivora itu yang makanannya dari tumbuh-tumbuhan. Karnivora pemakan daging, hewan makan hewan. Omnivora makan tumbuhan dan makan daging juga.  Â
Kamu bisa sebut nama hewannya, mana yang masuk herbi, karni, dan omni. Ada lagi lho, insektivora yang di dalamnya termasuk laba-laba, katak, capung, dan cicak. Insektivora maksudnya hewan yang memakan serangga. Silakan kamu & genk mau gabung di mana, bebas aja terserah😊😊😊
Kelompok mereka juga bisa kamu lihat dari habitat atau tempat tinggalnya, caranya berkembang biak, caranya bergerak, dan segi-segi yang lain. Itu baru tentang hewan. Cobalah baca tentang tumbuhan, alam sekitar dan yang lain. Kamu bisa merasakan asyik dan manfaatnya.
Manfaatnya adalah lebih mudah mempelajari dan mempraktikkannya. Mau pelihara hewan di rumah, kamu bisa milih si meong, si guguk atau si beo. Boleh juga ikan-ikanan. Yang penting ngerti cara merawatnya, makanannya dan tempat tinggalnya.
Tanaman sebaiknya juga diketahui pengelompokannya. Tanaman pangan beda dengan tanaman hias. Yang dua itu pun macam-macam pembagiannya. Kamu tidak akan tanam padi di dalam pot dan menaruhnya di teras rumah supaya tamu bisa berfoto selfie, ya ya ya.
Pengelompokan pastinya diatur menurut ciri-ciri tertentu. Sekarang kita sebut saja dengan istilah klasifikasi, kayak yang dipakai di perpustakaan. Yup kenapa perpus?
Mba pustakawan akan senang membantumu, asal yang kamu minta bukan nomor hapenya. Minta aja dia nunjukin buku tentang Serba-Serbi Pemilu, dan Bertanam Hidroponik. Sekilas lihat OPAC dia bisa tau di mana tempatnya.
Koleksi perpustakaan diklasifikasi sesuai subjek dan diberi notasi yang mewakilinya. Subjek maksudnya pokok bahasan, sedangkan notasinya berupa angka-angka. Kemudian diambilkan nama pengarang dan judul. Dan, terbentuklah sebuah nomor panggil yang kamu bisa cek di punggung buku.
Supaya konsisten, ada patokan berupa daftar subjek dan skema klasifikasi. Kita mengacu subjeknya ke Perpusnas, lalu klasifikasinya pakai Dewey, kitab DDC.
Mari periksa buku yang sudah ada di tanganmu, atau bikin perumpamaan saja. Serba-Serbi Pemilu: 324.6 NAS s. Bertanam Hidroponik: 631.58 MUH b. Bolehlah coba-coba klasifikasinya.
Kita coba yang pertama, subjeknya pemilihan umum dengan nomor 324.6. Klasifikasinya hierarkis dari Ilmu-Ilmu Sosial (300), Ilmu Politik (320), Proses Politik (324), sampai ke Sistem Pemilihan (324.6).
Nomor 324.6 artinya sistem pemilihan, termasuk pemilihan umum. NAS dari nama pengarang misalnya Nasser, dan s diambil dari judul Serba-Serbi Pemilu.
Buku kedua subjeknya hidroponik yang artinya bercocok tanam tanpa mengunakan tanah sebagai media tanam. Berasal dari Teknologi dan Ilmu-ilmu Terapan (600), Pertanian (630), Teknik Pertanian (631), Penanaman (631.5), hingga Penanaman dengan Metode Khusus (631.58).
Nomor 631.58 artinya bertanam dengan metode khusus, termasuk hidroponik. MUH dari nama pengarangnya MUHLISIN, b dari awal judul.
Info saja, DDC membagi subjek ke dalam sepuluh kelompok besar yang diwakili nomor 000 hingga 900. Maka rak-rak buku ditempeli label besar nomor-nomor tersebut. Nah, dua biji buku kita itu adanya di rak 300-an dan 600-an.
Kamu mungkin nanya, kalau buku yang sama ada di dua perpus, apakah kodenya sama persis. Itu sih tergantung hasil analisis pengatalognya. Buku kita tentang hidroponik: 631.58, jika mau berhenti di teknik pertanian saja dengan nomor 631 pun boleh. Di perpus lain mungkin jadi sayuran yang nomor klasifikasinya beda lagi.
Selain itu, ruang lingkup perpus juga menentukan. Perpustakaan Balai Pertanian akan memberikan subjek yang spesifik untuk buku hidroponik. Di Perpustakaan Teknik Industri, bisa masuk pertanian yang lebih umum. Kayaknya buku itu mereka malah gak punya deh.
Herbivora, karnivora gimana, tanaman pangan gimana di perpus? Ada juga di sana, cuma jangan disamakan pengelompokannya dengan yang kamu baca di buku teks kuliah. Sistem klasifikasi perpustakaan mestilah tidak sedetail dalam buku kuliah, tetapi ditekankan terkelompok menurut subjek yang sama agar buku mudah ditemukan.
Sekarang bisakah kamu carikan buku tentang suksesnya para perantau Minang di negeri petro dolar? Lihat kuliner unik mereka yang terkenal itu. Rendang bagaimana klasifikasinya, umpama rendang dibuat dari daging onta?Â
Cobalah coba klasifikasi Resep Istimewa Rendang Onta,, pasti delizious!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H