Mohon tunggu...
Faisal Basri
Faisal Basri Mohon Tunggu... Dosen - Mengajar, menulis, dan sesekali meneliti.

Mengajar, menulis, dan sesekali meneliti.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Profil Pendidikan Penganggur yang "Aneh"

9 Februari 2016   03:34 Diperbarui: 9 Februari 2016   03:44 740
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada Agustus 2015 angka pengangguran mencapai 6,18 persen, naik dibandingkan Agustus 2014 sebesar 5,94 persen. Dibandingkan dengan Februari 2015 pun naik, demikian pula jika dibandingkan Februari 2015 dengan Februari 2014, masing-masing 5,81 persen dan 5,70 persen.

Untuk mengurangi bias karena faktor musiman, perbandingan sebaiknya dilakukan dengan bulan yang sama.

Angka pengangguran tertinggi berdasarkan tingkat pendidikan terjadi pada tamatan sekolah menengah kejuruan dengan kecenderungan yang meningkat pula. Dalam tiga tahun terakhir, angka pengangguran tamatan sekolah menengah kejuruan selalu dua digit, 11,21 persen pada Agustus 2013, lalu naik tipis menjadi 11,24 persen pada Agustus 2014, dan naik cukup tajam pada Agustus 2015 menjadi 12,65 persen.

Peningkatan tajam juga dialami oleh tamatan Diploma I/II/III yang notabene merupakan pendidikan kejuruan.

Apa yang terjadi dengan pendidikan kejuruan kita? Apakah disebabkan oleh pertumbuhan sektor industri manufaktur yang memang melambat? Apakah karena tingkat keahlian yang disandang tamatan sekolah kejuruan belum memadai dengan tuntutan kerja?

Sulit menjawabnya dengan informasi yang terbatas. Lebih sulit lagi mengingat angka pengangguran untuk tamatan sekolah menengah atas (umum) dan sarjana pun menunjukkan kecenderungan serupa.

Jadi, kecenderungan umumnya adalah semakin tinggi tingkat pendidikan semakin tinggi angka pengangguran.

Konstatasi di atas semakin memperoleh pembenaran dengan fakta angka pengangguran untuk tamatan SD ke bawah (termasuk tidak tamat SD dan tidak pernah sekolah sama sekali) paling rendah dengan kecenderungan menurun. Angkanya jauh di bawah tingkat pengangguran nasional.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun