Mohon tunggu...
Faisal Basri
Faisal Basri Mohon Tunggu... Dosen - Mengajar, menulis, dan sesekali meneliti.

Mengajar, menulis, dan sesekali meneliti.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Beda Partai Komunis Tiongkok dan Partai Gerindra

5 Juni 2014   15:33 Diperbarui: 20 Juni 2015   05:14 582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

KOMPAS.COM, Kamis, 8 November 2012 | 06:22 WIB

Kongres PKC dan Kepemimpinan China

Oleh René L Pattiradjawane

Apakah globalisasi di abad ke-21 memerlukan kebangkitan China? Bagi kebanyakan orang di kawasan Asia, China adalah bagian dari warisan sejarah panjang dalam sejumlah manifestasinya, mulai dari masa kejayaan dinasti sampai era komunisme.

Ketika roda ekonomi dan pertumbuhan China mulai melambat dan laju pertumbuhan industri manufaktur tergoyangkan karena berhenti memasok pesanan global untuk sejumlah produk konsumen, muncul kekhawatiran akan dampaknya yang bisa memengaruhi keseluruhan roda globalisasi.

Ketika kelas menengah China masih rentan, stagnasi pertumbuhan ekonomi di dalam negeri akan menghadirkan benturan sosial mencari keseimbangan baru sampai pulih dan kuatnya kelas menengah menjadi agen pertumbuhan. Para sinolog di luar China ataupun akademisi yang meneliti negara berpenduduk terbesar di dunia ini pun waswas dengan arah yang ingin ditempuh kekuasaan komunisme.

Dalam konteks ini, Kongres ke-18 Partai Komunis China (PKC) yang dimulai di Beijing, Kamis ini—melaksanakan regenerasi 10 tahunan mengikuti batas usia pensiun 68 tahun— memberi makna pemahaman pergeseran kekuasaan di dalam partai komunis tertua di Asia ini.

Kongres ke-18 PKC akan menghadirkan kepemimpinan baru komunisme China dalam tiga institusi penting, Sentral Komite (350 orang), Politbiro (25 orang), dan Komite Tetap Politbiro sebagai kepemimpinan elite PKC yang terdiri atas sembilan orang. Hasil kongres ini nantinya akan berpengaruh pada Kongres Rakyat Nasional (KRN) yang diadakan Maret 2013 untuk menentukan jabatan presiden dan perdana menteri China menggantikan Presiden Hu Jintao (juga menjabat sebagai Sekjen PKC) dan PM Wen Jiabao.

Generasi kelima

Kongres ke-18 PKC kali ini memang berbeda dengan kongres sebelumnya lima tahun lalu ketika faksionalisme di dalam tubuh partai tidak terjadi setajam dewasa ini yang mengorbankan petinggi partai dalam intrik politik modern China. Pertikaian di dalam anggota Politbiro PKC adalah warisan sejarah yang tidak terelakkan sejak masa Mao Zedong.

Kejatuhan Bo Xilai, mantan Sekretaris PKC kota Chongqing, adalah bagian menajamnya faksi yang disebut taizi (pangeran, para pemimpin aristokrasi partai) anak-anak pemimpin PKC revolusioner, berhadapan dengan kelompok tuanpai, mereka yang besar dan mencapai posisi melalui Liga Pemuda Komunis China seperti Presiden Hu Jintao.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun