Perkembangan teknologi saat ini sangat pesat. Perkembangan tersebut terjadi diberbagai aspek teknologi baik dari software maupun hardware pendukungnya. Teknologi seolah sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia.Â
Berkat perkembangan teknologi, berbagai fungsi kini menjadi lebih mudah. Apalagi di dunia komunikasi digital saat ini. Orang-orang sangat terbantu oleh teknologi yang dapat mendekatkan interaksi jarak jauh. Orang dapat bertukar pesan satu sama lain dan bahkan menggunakan teknologi untuk mencari tahu apa yang terjadi di belahan dunia lain.
Salah satu perkembangan teknologi yang berpotensi mengubah dunia adalah Metaverse. Metaverse ini menjadi perbincangan hangat karena salah satu platform media sosial ternama yaitu Facebook melakukan rebranding untuk menunjukkan ide dunia futuristik yang digagas oleh CEO Facebook Mark Zuckerberg yang mendirikan perusahaannya di Meta Platform Inc.Â
Berganti nama tahun lalu. Konsep metaverse pertama kali diperkenalkan oleh penulis Neal Stephenson, yang menulis novel fiksi ilmiah tahun 1992 berjudul Snow Crash, yang menggambarkan kehidupan di dunia 3D dengan avatar yang dapat berinteraksi satu sama lain di dunia tersebut seolah-olah dunia nyata.Â
Metaverse digambarkan sebagai dunia virtual tempat kita dapat membenamkan diri, bukan hanya apa yang kita lihat di layar. Dalam konsep pengembangannya, orang bisa membuat avatar sesuai keinginannya, yang kemudian bisa melakukan aktivitas dunia nyata seperti bekerja, belajar, berdagang bahkan mencari hiburan seperti menghadiri konser virtual.
Dalam hal ini, Metaverse membuka kesempatan seluas-luasnya untuk meneliti dan juga berkembang di berbagai bidang. Yang bisa berkembang berkat dunia metaverse adalah bidang pendidikan.Â
Kita semua tahu bahwa pandemi Covid-19 baru-baru ini berdampak luar biasa pada pendidikan. Interaksi yang terbatas membuat pembelajaran tatap muka tidak dapat dilaksanakan secara efektif, sehingga pembelajaran dilakukan melalui sarana daring, salah satunya dengan penggunaan platform Zoom meeting. Dalam pelaksanaannya sendiri, pengalihan metode pembelajaran masih menemui banyak kendala karena kurangnya intensitas interaksi pembelajaran.
Metaverse dapat dikembangkan sebagai solusi pembelajaran virtual. Pengguna dapat belajar di dunia Metaverse maupun di dunia nyata. Memberikan dampak langsung pada pelaksanaan praktik pembelajaran dan dapat membuat interaksi pembelajaran menjadi lebih menyenangkan.Â
Misalnya, dalam kedokteran yang membutuhkan pembelajaran langsung, seperti pelatihan bedah, secara teoritis menjelaskannya dari buku teks saja tidak cukup. Metaverse juga dapat memberikan gambaran yang detail dan efektif untuk pembelajaran, seperti: B. bentuk anatomi tubuh manusia atau bentuk mikroorganisme, yang dapat dilihat secara jelas melalui bentuk 3D.
Metaverse juga dapat memfasilitasi dan memfasilitasi pembelajaran jarak jauh. Siswa tidak perlu masuk ke ruangan untuk belajar, cukup memiliki alat untuk itu di tempatnya masing-masing. Hal ini juga membuka peluang pertukaran pelajar ke luar negeri tanpa harus bepergian ke sana. Banyak juga panduan belajar langsung dari internet. Sehingga dapat membawa informasi pembelajaran dari cara tradisional menggunakan buku menjadi digitalisasi melalui pembelajaran e-book.
Berdasarkan pembahasan di atas, Metaverse bisa menjadi peluang solusi masa depan untuk semua bidang, salah satunya adalah pembelajaran. Pembelajaran diarahkan ke arah digital yang futuristik. Perkembangan yang dilakukan pada masa pandemi Covid-19 yang memudahkan pelaksanaan pelatihan dan update pembelajaran secara daring. Dengan kebebasan yang ditawarkan dunia Metaverse, kita sebagai pelajar harus bisa memanfaatkannya dengan bijak untuk kemajuan pendidikan dan keilmuan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H