Faisal Azis Ramadhan
Air cucian beras merupakan limbah yang berasal dari proses pembersihan beras yang akan dimasak. Limbah cair ini biasanya dibuang percuma, padahal kandungan senyawa organik dan mineral yang dimiliki sangat beragam. Kandungannya antara lain karbohidrat, nitrogen, fosfor, kalium, magnesium, sulfur, besi, Vitamin B1 (G.M dkk, 2012). Limbah air cucian beras telah digunakan sebagai pupuk organik cair pengganti pupuk kimia pada beberapa tumbuhan. G.M. dkk (2012) menyatakan bahwa limbah ini dapat meningkatkan pertumbuhan akar tanaman selada pada jenis dan kadar air cucian beras yang berbeda.
Sosialisasi Pembuatan Pupuk Organik Cair dari Air Cucian Beras untuk Kelurahan Mugassari dilakukan sebagai wujud pelaksanaan dari kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro dengan tema “Pemberdayaan Masyarakat Menuju Pasca Pandemi Covid-19 Berbasis SDGs”. Sustainable Development Goals (SDGs) memiliki 17 tujuan yang akan dicapai. Salah satu tujuan SDGs pada nomor 11 yaitu Sustainable Cities and Communities (Kota dan Komunitas Berkelanjutan) yang salah satu tujuannya tersebut adalah desa peduli lingkungan.
Faisal Azis Ramadhan, seorang mahasiswa KKN Tim 1 Undip tahun 2022 mensosialisasikan kepada pengurus PKK Kelurahan Mugassari, Kecamatan Semarang Selatan, Kota Semarang terkait jenis limbah rumah tangga terutama air cucian beras dan cara pengolahannya menjadi pupuk organik cair. Kegiatan ini dilakukan dengan pemberian brosur berisikan tahapan pembuatan serta penjelasan secara lisan.
Pembuatan pupuk organik cair ini termasuk sederhana begitu pula dengan bahan bakunya yang dinilai mudah didapat serta harga terjamgkai. Untuk bahan bakunya sendiri berupa a6. ir cucian beras, em4, dan gula pasir. Tahap pembuatan pupuk organik cair adalah sebagai berikut:
1. Siapkan 1,5 Liter air cucican beras
2. Campurkan gula pasir 1 sdm kedalamnya
3. Masukkan em4 1 sdm kedalamnya
4. Aduk merata
5. Tutup wadah selama 2 hari, pada hari ke-2 wadah dibuka serta diaduk sebentar lalu tutup kembali
6. Lakukan poin ke-5 hingga hari ke-6. Nantinya pupuk cair ini akan beraroma seperti tapai.
Dengan demikian, adanya program KKN ini memberikan tambahan ilmu dan keterampilan bagi ibu rumah tangga agar mampu mengolah limbah rumah tangga sehingga mengurangi pencemaran lingkungan.
Referensi
G.M. Citra Wulandari, Muhartini, S., dan Trisnowati, S. 2012. Pengaruh Air Cucian Beras Merah dan Beras Putih Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Selada (Lactuca sativa L.). Jurnal Vegetalica (online), 1(2). Tersedia di http://jurnal.ugm.ac.id/jbp/article/downlo ad/1516/1313. Diakses pada tanggal 2 Desember 2014.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H