Mohon tunggu...
faisal muttaqin
faisal muttaqin Mohon Tunggu... Dosen - Faisal Muttaqin M.S.M

Dosen Manajemen IAIN Bengkulu

Selanjutnya

Tutup

Money

Ayo Mengenal Konsep Demarketing #1

10 Desember 2020   03:57 Diperbarui: 10 Desember 2020   04:06 760
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Perang antara pemasar dengan pemasar dalam menjual produk merupakan hal yang biasa namun tahukah kita yang sekarang terjadi adalah perang antara pemasar yang membawa misi menjual produk dengan pemasar yang membawa misi untuk menurunkan bahkan menghilangkan konsumsi suatu produk. contoh yang paling nyata adalah perang antara pemasar produk rokok dengan pemasar kesehatan umat manusia. pemasar yang terakhir dinamakan social marketer. siapa sangka hal ini terjadi saat ini, begitulah perkembangan ilmu pemasaran yang begitu dinamis. salah satu taktik dan strategi yang digunakan oleh social marketer dinamkan sebagai strategi Demarketing. 

Konsep demarketing pertama kali didefinisikan oleh Kotler dan Levy (1971) pada Harvard Business Review Volume 49.  Kotler dan Levy  mengajukan definisi demarketing sebagai  aspek pemasaran yang bertujuan membatasi atau mengurangi atau menghambat permintaan konsumen secara umum atau konsumen tertentu baik secara permanen maupun temporer. Identik dengan praktek pemasaran tradisional, demarketing juga menggunakan praktek-praktek seperti periklanan, public relation dan sponsor .  Memang studi-studi empiris demarketing sangatlah terbatas. Sebagian studi-studi demarketing memfokuskan pada perilaku merokok (Rizal Halim & Faisal Muttaqin, 2014,2015, 2019 ) (Andrews dkk. 2004; Pechmann dkk, 2003); penggunaan obat-obatan terlarang (Kelly, Swaim, dan Wayman 1996), konservasi energi (Cullwick, 1975; Gallagher, 1994; Kotler, 1974; Monroe dan Zoltners, 1979; Shama, 1978; Deutsch dan Liebermann 1985; Kasulis, Huettner, dan Dikeman 1981), atau yang memfokuskan pada kebijakan pemerintah (Gerstner, Hess, dan Chu 1993). Demarketing dewasa ini banyak digunakan untuk isu-isu kelestarian, kesinambungan, dan atau  keberlangsungan (sustainability) baik dari sudut pandang lingkungan (polusi, air, energi, sampah, dan lain lain), perspektif sosial (kesehatan, kesjehateraan) maupun  dari sisi produk (keamanan, kualitas). Ini yang kemudian disebut Sodhi (2011) sebagai Demarketing for Sustainability. Dari sisi pengambil kebijakan, urgensi demarketing dalam konteks lingkungan telah banyak dilakukan mulai dari pendekatan ekonomi, legal, teknologi dan bahkan dengan strategi demarketing tertentu (Andrews dkk.,2004).

silahkan tonton video saya , pada akhir vdeo sedikit saya menjelaskan tentang demarketing,.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun