Mohon tunggu...
Faisal Ramdhani
Faisal Ramdhani Mohon Tunggu... lainnya -

Suka dan senang melihat orang tersenyum

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenali Sosok dan Pemikiran Kebangsaan K.H Sholahur Rabbani

28 Agustus 2016   17:33 Diperbarui: 29 Agustus 2016   10:18 823
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari atas mimbar, Ra Shol dengan tegas mengatakan bahwa Indonesia bukan Darul Islam juga bukan Darul Thoghut seperti yang selama ini seringkali digembar-gemborkan oleh kelompok anti NKRI. Indonesia itu Darul Mu’ahadah yang artinya negeri yang hadir karena kesepakatan dari para pejuang dan pemimpin bangsa ini terdahulu. Di mana, saat merumuskan format negara bangsa Indonesia ini,para pemimpin dan pejuang rela menanggalkan segala perbedaan idiologi,suku,agama dan  melepaskan kepentingan kelompok  untuk bersepakat dalam sebuah bentuk yang dikenal dengan sebutan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Begitu juga dengan Pancasila yang kini dipakai menjadi dasar negara Indonesia merupakan produk dari kesepakatan. Ia menceritakan akan besarnya peranan dan  pengorbanan para tokoh Islam seperti K.H Wahid Hasyim, K.H Agus Salim , Abdul Kahar Muzakkir dan lainnya yang terlibat dalam perumusan piagam Jakarta. Para tokoh-tokoh Islam dengan kesadaran penuh demi terciptanya persatuan dan kesatuan bangsa  rela mengganti kalimat kewajiban syariat Islam bagi pemeluknya dengan kalimat Ketuhanan Yang Maha Esa. Hal ini menjadi spirit kebangsaan yang wajib diteladani oleh generasi penerus bangsa ini sekarang.

Mendengar lontaran konsepsi Darul Mu’ahadah tersebut sejumlah tamu undangan dari jakarta yang kebetulan hadir di acara kemudian mendatangi penulis dan mengatakan bahwa konsep itu genuine,inspiratif dan luar biasa. Oleh para tamu ini, Ra Shol dinilai mampu memadukan nalar teks keagamaan dengan nilai-nilai kebangsaan. Konsepsi Darul Mu’ahadah merupakan rumusan yang elegan untuk menguatkan nasionalisme dalam kajian-kajian keagamaan.  

Melalui konsepsi Darul Mu’ahadah ini, Ra Shol sebenarnya berharap agar perdebatan tentang Islam dan Negara bisa segera diakhiri dan menghentikan segala gerakan yang hendak menarik Indonesia ini kedalam sebuah ikatan agama tertentu. Baginya, heteroginitas yang ada di Indonesia adalah sebuah fakta dan realitas yang tidak bisa dihilangkan.

Bagi Ra Shol, Bangsa Indonesia memang ditakdirkan untuk hidup dan berkembang dalam sebuah kemajemukan. Sehingga baik sebagai  umat dan bangsa Indonesia, tidak bisa menghindar dari perbedaan. Oleh karena itu, ketika kita memilih menjadi warga negara Indonesia dan hidup sebagai bangsa yang heterogen maka harus patuh dan tunduk padakesepakatan hidup damai dalam kemajemukan.Konsensus inilah yang dilakukan oleh para pendiri Republik ini yang menjadikan Indoensia sebagai Darul Mu’ahadah atau Negara Kesepakatan.

Uraian di atas sedikit banyak telah memberi gambaran pada kita semua bahwa Ra Shol ternyata seorang sosok Kyai yang memiliki komitmen dan pemikiran kebangsaan yang kuat yang amat jarang dimiliki oleh yang lain.  Bahkan sampai menjelang hayatnya, kuatnya konsistensi dan komitmen kebangsaan beliau masih sangat terasa jelas berada dalam hati dan pikirannya.

Disaksikan ribuan warga yang hadir di pengajian kebangsaan, Ia bersuara dengan lantang bahwa kemerdekaan yang diraih oleh bangsa Indonesia ini tidak lepas dari perjuangan ulama dan santri. Meskipun dahulu para Ulama dan santri tidak punya senjata yang mumpuni dan hanya berbekal doa, keikhlasan serta  keberanian terbukti mampu mengusir para penjajah asing dari Tanah Air tercinta. Oleh karena itu,  Ia menganggap menjadi sebuah kewajiban bagi kita semua selaku umat islam untuk tetap mempertahankan kemerdekaan, merawat dan menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Inilah buah pemikiran kebangsaan terakhir beliau yang telah menjadi wasiat bagi kita semua.Sebab,kalimat-kalimat itu terucapkan dua jam sebelum beliau menghembuskan nafas terakhirnya. Beliau meninggalkan kita semua, meinggalkan jejak-jejak komitmen dan pemikiran kebangsaan yang patut untuk diteladani. Tak ada lagi yang mampu ditulis selain ucapan Selamat jalan kyai, Yakinlah bahwa  semangat kebangsaanmu akan tetap membara di dada kami.!  

*Penulis adalah Faisol Ramdhoni, Ketua Lakpesdam NU Sampang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun