Saat ini zaman teknologi sudah maju dan berkembang pesat. Dimana kita sangat bergantung pada smartphone dan gadget lainnya untuk mengunduh informasi.Â
Dengan adanya teknologi juga dapat memudahkan untuk mengakses informasi dimanapun dan kapanpun. Teknologi juga memudahkan kita untuk mencari informasi yang berkaitan dengan dakwah di masa kini. Media social juga termasuk teknologi masa kini yang dapat kita gunakan untuk mencari ilmu sebanyak banyaknya.Â
Banyak umat yang mendapatkan manfaat karena adanya media social tersebut. Dakwah di media social merupakan hal yang sangat bermanfaat karena bisa dengan mudah dicari dan ditemui di berbagai platform. Sehingga tidak ada lagi alasan untuk buta agama, karena zaman sekarang sudah canggih.
 Allah telah memberikan kepada kita sarana untuk menyebarkan kebaikan. Dikutip dari website uinjkt Dalam Al Qur'an terdapat perintah Fastabiqul khairat (Berlomba-lombalah dalam kebajikan/Q.S. Al-Baqarah/2:148). Perintah yang mirip juga ditemukan dalam Q.S. Al-Maidah/5:2: "Berlomba-lombalah dalam urusan kebaikan dan ketakwaan dan jangan berlomba-lomba dalam dosa dan permusuhan". Kedua ayat ini mengisyaratkan kepada kita bahwa suatu saat akan terjadi krisis yang membuat orang tidak lagi berlomba-lomba terhadap kebaikan, tetapi berlomba-lomba, bahkan berjamaah kepada keburukan. Maka dari itu dakwah di media social sangatlah bermanfaat.
Materi keislaman dapat disebarkan dengan cepat dan effisien. Dakwah lewat media social dianggap lebih efisien karena dalam internet tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Banyak pendakwah yang menggunakan sarana media social untuk menyebarkan ilmu agama islam.Â
Contohnya seperti Ustadz Syafik Riza Basalamah yang menggunakan platform youtube untuk menyebarkan ilmu agama islam. Lalu ada Ustadz Hanan Attaki yang menyebarkan informasi keislaman melalui platform Instagram.Â
Dilansir dari web uinsi, dakwah digital yang cenderung instan, praktis, dan pendek menyebabkan sebagian orang malas belajar agama dari kitab-kitab induk. Mereka merasa internet dan sosial media mampu menjawab semua pertanyaan mereka, termasuk pertanyaan seputar agama. Generasi yang terlalu karib dengan media sosial dianggap lebih cepat bosan dan tidak terbiasa dengan referensi utama dengan ketebalan tertentu.
Dalam Al Qur'an surah an-Nahl ayat 25 menyebutkan 3 metode dakwah yang dapat dijadikan landasan di era generasi milenial yaitu; dakwah bil hikmah, dakwah bil mauziah hasanah, dan dakwah bil mujadalah. Ketiga dakwah diatas juga berkembang dengan majunya teknologi.Â
Pada zaman dulu, masyarakat pergi berbondong bonding ke pengajian untuk mendapatkan informasi atau ilmu agama islam. Namun pada era digital sekarang, masyarakat dapat mengakses beberapa aplikasi seperti youtube, Instagram, dan lain lain. Banyak pendakwah yang membagikan ilmunya lewat platform youtube.Â
Dikutip dari jurnal uin-alauddin Metode dakwah dapat diartikan sebagai jalan atau cara yang digunakan oleh da'i dalam menyampaikan dakwahnya kepada mad'u. Penggunaan metode yang benar merupakan unsur yang sangat penting dalam menunjang proses berhasilnya suatu kegiatan dakwah. Di era digital memudahkan masyarakat yang berada jauh dari pendakwah untuk mendengarkan dan melihat materi dakwah keislaman melalui gadgetnya.
Dakwah di media social sangatlah mudah dijumpai dan berbagai macam jenisnya. Ada yang berupa artikel, video, maupun iklan. Pemanfaatan teknologi media social untuk dakwah akan menjadikan ladang pahala untuk kita semua. Karena mengacu pada perintah Allah agar berlomba lomba dalam kebaikan.Â
Generasi milenial memiliki sifat yang cenderung malah dan suka menggunakan teknologi yang berlebihan. Hal tersebut menjadi celah untuk kita agar menyebarkan materi tentang islam se luas luasnya.Â
Materi dakwah juga harus actual dan berlandaskan dengan Al Quran maupun hadist. Dakwah dapat disampaikan dengan menarik lewat media social karena bisa ditambahkan beberapa efek visual maupun audio islamik. Dalam generasi milenial, cenderung menghabiskan banyak waktu dengan gadget yang mereka miliki.Â
Dakwah di media social juga tidak hanya ceramah, melainkan ada yang berupa quotes, music islami, potongan film islami, dan masih banyak lagi. Dakwah di medsia social juga tidaklah mudah, terdapat tantangan didalamnya. Contohnya seperti, generasi milenial gemar bermain game ketimbang mendengarkan ceramah.
Dilansir dari uin-suka Generasi ini melihat dunia tidak secara langsung melainkan hidup di dunia maya. Mulai dari berkomunikasi, berbelanja online, mendapatlan informasi, dan kegiatan lainnya. Inilah tantangan sekaligus peluang dakwah yang harus dieksekusi. Untuk itu ada dua hal yang dapat dilakukan. Pertama, terkait dengan penggunaan media dakwah.Â
Pada era digital saat ini, gadget dan media sosial tidak lepas dari generasi milenial. Maka, gadget dan media sosial harus dijadikan wasilah dakwah. Pesan dakwah harus dikemas melalui konten-konten yang akrab dengan generasi kekinian.Â
Pesan dakwah bisa dikemas dengan video video lucu yang ending videonya diisi dengan pesan dakwah yang ingin disampaikan. Media social tiktok ataupun Instagram bisa dimanfaatkan ebagai media dakwah. Remaja generasi milenial sering menghabiskan waktunya untuk membuka aplikasi Instagram dan juga tiktok untuk mencari hiburan. Dakwah bisa dikemas dengan konten vlog, sketsa, music, parodi dan yang lainnya.
Dakwah juga memiliki tujuan yaitu supaya umat islam dapat memiliki akhlak yang mulia serta menjadi seorang muslim yang taat pada Allah SWT. Setiap dakwah yang dilakukan di dalam media social akan masuk ke dalam amal kebaikan kita. Dengan dakwah di media social tidak hanya dilihat dan didengarkan oleh sejumlah orang, tetapi dari sejumlah tersebut jika menyebarkannya Kembali kepada orang lain maka akan banyak orang yang tahu.Â
Dakwah di media social beragan bisa berupa video, music dan lain lain. Hal ini bisa menjadi sarana dakwah untuk generasi milenial yang cenderung malas membaca. Dengan hanya mendengarkan dan melihat video dakwah, generasi milenial bisa menyerap pesan dakwah yang disampaikan. Dakwah di media social bisa menjadi amal jariyah karena bisa terus menerus diputar.Â
Mengutip iain-Surakarta penyampaian materi dengan memasuki psikologi seseorang juga diperlukan. Misalnya mereduksi kata kata dari sebuah film yang sedang viral. Karena dakwah berkembang dengan cepat, yang selama ini dilakukan dengan metode pendekatan ceramah atau tablig atau komunikasi satu arah atau pengajian taklim menjadi komunikasi dua arah.
Banyak fitur fitur dalam aplikasi media social seperti Instagram, tiktok, youtube, dan lain lain. Contohnya kita dapat memanfaatkan fitur live dalam aplikasi tersebut. Tujuannya supaya umat dapat melakukan Quest and Answer atau tanya jawab. Sehingga tidak terjadi kesalahpahaman antara pendakwah dan juga umatnya.Â
Dalam aplikasi tersebut juga terdapat fitur berbagi, yang dimana kitab isa membagikan konten dakwah kemanapun. Jika ada konten dakwah yang dikiranya tidak mengedukasi sesuai ajaran islam yang ada, maka kita bisa melaporkan hal tersebut kepada pihak pengembang aplikasi.Â
Inilah yang seharusnya kita lakukan dalam memanfaatkan teknologi dalam menyebarkan kebajikan seperti yang diajarkan oleh Rasulullah SAW dan bukan memanfaatkan teknologi untuk menyerang sebuah pihak, menuturkankan ujaran kebencian ataupun menyebarkan hoax.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H