Mohon tunggu...
Fais Rokmawar Dani
Fais Rokmawar Dani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sastra Indonesia Universitas Negeri Semarang

Menyukai hal-hal seputar tulisan, broadcasting, traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tachiyomi: Kebiasaan Warga Jepang Membaca Sambil Berdiri

29 November 2022   12:00 Diperbarui: 30 November 2022   00:41 626
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Tachiyomi (Flickr/Danny Choo)

Sudah menjadi rahasia umum bahwa warga Jepang memiliki minat baca yang tinggi. Data riset Word Atlas tahun 2018 lalu menyebutkan Jepang sebagai negara yang melek huruf dengan presentase 99%. 

Data tersebut menjadi bukti bahwa budaya membaca di Jepang memang tinggi. 

Warga Jepang tidak hanya membaca ketika di sekolah, perpustakaan, maupun toko buku. Mereka juga membaca di ruang publik seperti kendaraan umum hingga tempat-tempat yang menyediakan fasilitas membaca seperti ruang tunggu hotel dan klinik.

Warga Jepang juga memiliki kebiasaan membaca yang disebut dengan tachiyomi. Kebiasaan membaca ini cukup unik karena dilakukan sambil berdiri. 

Tachiyomi dilakukan di toko buku yang sengaja memberikan bacaan buku gratis. Buku bacaan yang disediakan beragam, mulai dari komik, majalah, hingga buku pelajaran. 

Alih-alih takut rugi, pemilik toko buku di Jepang menganggap semakin banyak orang melakukan tachiyomi maka semakin banyak kemungkinan buku-buku di toko terjual.

Terlepas dari uniknya kebiasaan tachiyomi, ternyata membaca dengan posisi berdiri memiki manfaat tersendiri. 

Peneliti di Texas A&M Health Science Center School of Public Health melibatkan 300 anak kelas 4 SD. Anak-anak tersebut dibagi menjadi dua kelompok dalam menyimak pembelajaran, yakni kelompok posisi duduk dan kelompok posisi berdiri. 

Disebutkan bahwa kelompok posisi berdiri memiliki konsentrasi yang lebih tinggi dalam menyimak pembelajaran dibanding kelompok posisi duduk. 

Anak-anak yang ada di kelompok posisi berdiri juga 12% lebih aktif di kelas daripada kelompok posisi duduk dengan tingkat keaktifan 7%.

Penelitian lain dari Mark Benden yang terbit di Journal of Health Promotion and Education. 

Benden menyebutkan proses belajar sambil berdiri lebih terhindar dari perilaku yang dapat mengganggu, sehingga siswa maupun para akademisi lebih fokus pada apa yang sedang mereka pelajari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun