Mohon tunggu...
Fais Yonas Boa
Fais Yonas Boa Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Peneliti

Aksara, Kopi dan kepolosan Semesta

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Dilema Energi Terbarukan

3 Februari 2025   09:24 Diperbarui: 3 Februari 2025   09:24 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://img.idxchannel.com/

Pencapaian pemanfaatan energi terbarukan 3,2 GW di atas sekaligus mendekatkan target bauran energi bersih tahun 2025 yang menargetkan 23% yang mana awal tahun ini masih di angka 14%. Rasa-rasanya target tersebut dapat direalisasi hingga penghujung tahun 2025. Apalagi pemerintahan Presiden Prabowo sangatlah mengideakan tercapainya swasembada energi melalui pemanfaatan energi-energi terbarukan. 

Dalam ESG Sustainability Forum 2025, Utusan Khusus Presiden bidang Iklim dan Energi Hashim S. Djojohadikusumo mengungkapkan, pemerintah melalui PT PLN (Persero) memiliki rencana jangka panjang selama 15 tahun untuk membangun pusat-pusat listrik dengan kapasitas mencapai sekitar 103 Giga Watt (GW). Hashim menuturkan dari 103 Giga Watt itu, 75%-nya akan berasal dari energi baru dan terbarukan )EBT). "75% itu renewable energy, antara lain dari mana geothermal, tenaga bayu, tenaga surya dan juga nature based dari biomassa."

Pada kesempatan yang sama adik kandung Presiden Prabowo itu mejelaskan bahwa PLN sedang menyiapkan beberapa rencana untuk menarik investor dari luar negeri. "Saya sudah 3 kali ke China. Dan ada dari negara lain, Jepang, Korea, banyak yang tertarik untuk investasi tenaga bayu, angin, tenaga surya, geotermal banyak. Ini kita harapkan banyak dari luar negeri." 

Ambisi besar Presiden Prabowo patutlah menjadi optimisme besama bangsa Indonesia. Bahwasannya pemanfaatan energi-energi terbarukan bukan lagi pilihan melainkan keharusan demi menjaga keseimbangan lingkungan hidup. Penggunaan energi berbahan fosil seperti batubara selayaknya diminimalisir karena telah memberi sumbangan besar terhadap kerusakan lingkungan hidup. Meskipun hingga kini energi nasional kita masih 80an% menggunakan energi fosil; bukan sesuatu yang mustahil akan berangsur turun melalui intens dan masifnya pemanfaatan energi-energi terbarukan.

Upaya yang tidak kalah penting dalam memaksimalkan pemanfaatan energi terbarukan adalah dukungan masyarakat. Masyarakat diharapkan mendukung secara penuh pemanfaatan energi-energi terbarukan yang dikandung pada bumi Indonesia. Keberhasilan Cina menjadi negara pengguna energi terbarukan paling besar di dunia adalah dukungan penuh masyarakat dalam membangun negara dan memajukan perekonomian rakyat Cina. Tidak heran, Cina kini menjelma menjadi negara raksasa ekonomi. Sudah tentu salah satu kekuatannya ada pada kemandirian alias swasembada energi.

Maka dari itu, pembangunan dan pengembangan energi-energi terbarukan di Indonesia sangat butuh dukungan dan kolaborasi seluruh pihak. Terutama sekali masyarakat yang terdampak pembangunan. Perlu disadari bahwa proyek energi terbarukan seperti geotermal, air, angin, matahari; tidak untuk kesejahteraan Presiden Prabowo dan adiknya Hashim. Swasembada energi melalui pemanfaatan energi-energi terbarukan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyat. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun