Kant hendak mengatakan bahwa sebenarnya nilai moral itu selalu melekat dalam diri manusia karena setiap manusia pasti selalu ingin diperlakukan secara baik. Syaratnya adalah kita selalu bertindak baik terhadap orang lain sehingga orang lain juga demikian. Maka dari itu, kalau politisi, pejabat, pemimpin tidak ingin dihina oleh masyarakat maka jangan korupsi, jangan menerima suap, jangan pungli. Begitu pula kalau mau dihormati orang lain dalam masyarakat maka jangan suka pukul guru, pukul orang tua ataupun berzinah.
Ketiga keadaan dan sikap yang menunjukkan krisis integritas di atas, secara terang menegaskan bahwa integritas sudah semakin antik. Disebut antik karena yang namanya integritas sudah seperti barang kuno yang di zaman lampau sangat bernilai sehingga sebagian besar orang berlomba-lomba memilikinya. Sedangkan sekarang barang antik itu tidak lagi dianggap bernilai sehingga orang-orang tidak banyak yang berminat terhadapnya.
Yang namanya barang antik memang tetap muncul bahkan dicari, tetapi peminatnya sedikit atau dengan kata lain orang tidak lagi berlomba-lomba untuk memilikinya. Begitu pula integritas, memang tetap ada yang berminat memilikinya tetapi tidak banyak, karena memang tidak banyak orang yang menganggapnya sebagai sesuatu yang bernilai. Sekiranya saja, kita selalu mendambakan integritas yang sudah semakin antik itu.
1. Adrian Gostick and Dana Telford, Keunggulan Integritas (Judul asli: The Integrity Advantage. Alih bahasa: Fahmi Ihsan), PT Bhuana Ilmu Populer, Jakarta, 2006.
2. Baca selengkapnya dalam K. Bertens, Etika, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1994. Buku ini telah direvisi dan diterbitkan berulang-ulang hingga pada akhirnya hak terbitnya ada pada PT. Kanisius, Yogyakarta.
3. K. Bertens, Etika, (Edisi Revisi, Cet.12), PT.Kanisius, Yogyakarta, 2013.
Sumber buku: fyBo'a Belajar Menelanjangi Diri Sendiri (Tentang Aku, Kamu dan Peradaban Kita), Pustaka Pelajar, 2020.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI