Akibatnya, sikap-sikap arogansi atas nama Allah dipertontonkan tanpa malu. Ajaran kebencian dan kebenaran palsu sebagaimana diajarkan para oknum habib bajingan tanpa disadari melenggserkan nilai-nilai sosial budaya warga nusantara.
Atas nama perkembangan dan kemajuan zaman, nilai-nilai kesantunan, keramahan dan toleransi dianggap sebagai perilaku yang ketinggalan zaman. Padahal, kemanusiaan yang digaungkan bangsa-bangsa Barat sebenarnya ada dan nyata di dalam praktik hidup masyarakat Indonesia sedari zaman lampau.Â
Dengan demikian, semangat kemerdekaan harus pula secara berani dimaknai sebagai jalan untuk mempertahankan sosial budaya masyarakat Indonesia. Bukan sosial budaya para imigran yang menjual agama untuk perut mereka.
Pada akhirnya saya hendak menyampaikan bahwa kemerdekaan itu harus selalu dimaknai dan ditanamkan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam bermasyarakat maupun dalam bernegara. Merdeka itu haruslah menjadi jembatan emas untuk berdikari karena hanya dengan berdikari bangsa Indonesia akan menggapai cita-cita luhurnya.
ingat..."cintai negaramu seperti engkau mencintai adat dan agamamu"