Mohon tunggu...
Faisal Luthfi
Faisal Luthfi Mohon Tunggu... -

Saya selalu ingin menjadi lebih baik dari sebelumnya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

MENJADIKAN ANAK KRITIS, KREATIF, PROBLEM SOLVER, SERTA TEORI HEMISPHERE (Fais)

24 November 2011   13:22 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:15 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perubahan paradigma dalam dunia pendidikan mempengaruhi perubahan dalam system pendidikan itu sendiri. Perubahan itu harus sesuai dengan perkembangan anak, perkembangan zaman, situasi dan kondisi serta kebutuhan peserta didik. Seyogyanya dalam dunia pendidikan diperlukan adanya stimulus yang merangsang anak untuk berpikir kritis, kreatif, dan problem solver.

Berpikir kritis merupakan sebuah proses penting, terarah, dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental seperti memecahkan masalah, mengambil keputusan, membujuk, menganalisis asumsi, melakukan penelitian ilmiah dan sebagainya. Dengan menerapkan berpikir kritis maka siswa dapat lebih mandiri dalam menyelesaikan masalahnya sendiri.

Setelah menanamkan berpikir kritis, siswa dapat dibimbing untuk berpikir kreatif. Berpikir kreatif disini berarti dapat melahirkan sesuatu yang baru. Sejatinya semua anak itu mempunyai kreativitas, tetapi tingkat kreativitasnya yang berbeda. Guru diusahakan dapat memberikan rangsangan untuk membuat siswa berpikir kreatif. Atau dapat juga dengan cara membebaskan daya kreatif anak agar anak dapat menuangkan ide kreatifnya dengan leluasa. Ide kreatif siswa dapat muncul secara alami.

Terakhir, dengan menjadikan anak problem solver. Problem solver berarti penyelesaian masalah. Dalam problem solver ini guru dapat memberikan rangsangan berupa masalah yang harus diselesaikan oleh siswa. Siswa diberi kesempatan untuk memecahkan masalahnya sendiri. Dapat dilakukan dengan cara berkelompok atau juga dengan individu. Ide-ide kreatif dapat muncul dikarenakan masalah-masalah yang diberikan oleh guru. Dengan cara itu siswa dilatih untuk memcahnkan masalah.

Teori hemisphere adalah teori yang menjelaskan tentang belahan otak kanan dan belahan otak kiri. Teori belahan otak kanan adalah belahan otak yang berfungsi dalam hal berkreativitas sedangkan belahan otak kiri berperan dalam kegiatan motorik (motor sequence) yaitu berhubungan dengan logika, analisa, bahasa, rangkaian dan matematika. Untuk menyeimbangkan kerja otak kanan dan otak kiri dapat dilakukan dengan memberikan pendidikan musik dan dengan olahraga secara teratur.

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa berpikir kritis, kreatif dan problem solver sangat penting bagi perkembangan siswa, dan semua itu berhubungan dengan teori hemisphere karena semuanya berawal dari otak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun