Mohon tunggu...
Fairuz Izzah
Fairuz Izzah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Fairuz Nurul Izzah. Lahir tahun 2000. Berdomisili di Jakarta.

Lulusan Universitas Terbuka jurursan Sastra Inggris Bidang Minat Penerjemahan Pengidap Sindrom Asperger Sudah menulis 6 buku

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Panggung Talenta: Ajang Bakat Disabilitas

31 Mei 2024   12:15 Diperbarui: 31 Mei 2024   12:53 631
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saya di Panggung Talenta (Dok. pribadi)

Lahir dengan disabilitas bukan berarti tidak bisa melakukan apapun. Disabilitas memang dianggap sebagai suatu kekurangan, tapi dibalik kekurangan pasti ada kelebihan. Saya menemukan buktinya di ajang pencarian bakat untuk para individu disabilitas yang diselenggarakan oleh Lions Club Indonesia.

Di acara yang bernama Panggung Talenta, para individu dengan disabilitas - baik fisik atau mental menunjukkan bakat mereka seperti  menyanyi, menari, melukis, atau pantomim. Para peserta datang dari latar belakang, usia, dan asal berbeda.

"Lions club adalah organisasi sosial yang berfokus kepada pengabdian masyarakat, dan mempunyai 8 pilar, yaitu Vision, Environment, Diabetes, Relieving The Hunger, Childhood Cancer, Disaster Relief, Humanitarian and Youth. Lions club berasal dari Amerika dan sudah berdiri  kurang lebih 100 tahun.  Panggung Talenta adalah salah satu programnya. Awalnya Panggung Talenta bernama Panggung Talenta Scope Lions. Program ini dirintis oleh almarhumah ibu Suhardani Arifin, atau yang dikenal dengan ibu Dani Arifin pada tahun 2017," jelas ibu Dian Namantha Fritz selaku Presiden Lions club Jakarta Cosmopolitan.

"Dulu itu, Panggung Talenta hanya sebatas untuk tunanetra. Tapi dengan berkembangnya waktu, lingkupnya diperluas menjadi untuk semua disabilitas. Tujuannya adalah untuk memberikan kesempatan pada semua individu dengan disabilitas untuk berprestasi. Harapannya, mereka dikenal bukan hanya di lingkup nasional, tapi juga internasional karena ini membawa nama Lions club international. Tahun ini (2024) kita katakan sebagai  season pertama karena ini adalah kali pertama program ini disiarkan langsung oleh stasiun TV nasional, yaitu Metro TV. Para peserta datang dari seluruh Indonesia. Penanggung jawab program ini adalah Bapak Peter C. Djajadi," kata ibu Dian lagi, yang lebih senang dipanggil dengan sebutan Mbak.

Audisi Panggung Talenta diadakan tahun lalu (2023) dan dilakukan secara online. Di tahap seleksi, dari ratusan pendaftar, dipilih 60 besar. Saya ikut mendaftar karena saya adalah individu autis sehingga memenuhi persyaratan untuk ikut. Saya tampil sebagai penyanyi solo, dan juga sebagai vokalis band D'Empire yang seluruh anggotanya adalah individu autis. Saya dan D'Empire lolos di tahap seleksi, dan berhak ikut di tahap audisi.

Di audisi, para peserta tampil di hadapan tiga orang juri untuk kemudian memilih 20 peserta besar untuk tahap selanjutnya. Alhamdulillah saya lolos dengan penampilan saya sebagai penyanyi solo, namun sayangnya D'Empire tidak. 20 peserta besar Panggung Talenta season pertama tidak hanya berasal dari Jakarta. Ada yang datang dari provinsi lain di Indonesia, seperti Bekasi, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Surakarta, dan Sumatera Utara. Untuk melanjutkan ke tahap seleksi selanjutnya, kami 20 peserta besar diwajibkan mengikuti karantina selama beberapa hari. Kami diperbolehkan membawa pendamping mengingat kami adalah para individu dengan disabilitas. 

Saya di Panggung Talenta (Dok. pribadi)
Saya di Panggung Talenta (Dok. pribadi)

Selama karantina, para peserta akan mendapatkan bimbingan dari beberapa pelatih. Setelah itu kami akan diseleksi menjadi 14 besar. Selanjutnya, akan lagi dipilih 7 besar untuk masuk ke babak final. Bagi yang tidak lolos seleksi, dipersilahkan pulang. Karantina seleksi satu adalah lima hari. Seleksi dua adalah tiga hari. Final adalah empat hari. Total karantina bila terus lolos sampai dengan final adalah dua belas hari.

Karantina bukanlah hal yang mudah bagi kami karena fasilitas tempat karantina tidak sesuai dengan kebutuhan kami. Dua orang peserta dengan kursi roda harus selalu diangkat karena jalan menuju tempat makan atau workshop tidak memiliki akses kursi roda. Teman-teman yang tunanetra juga harus selalu diingatkan agar tidak tersandung saat jalan. Tidak ada juga tempat rekreasi di wisma tersebut untuk kami bisa santai sehingga kami lebih banyak menghabiskan waktu di kamar tidur masing-masing. Padahal selama di karantina, para peserta tidak diperbolehkan meninggalkan tempat karantina. Untungnya kami masih diperbolehkan berjalan-jalan di luar wisma, tapi tidak boleh jauh-jauh.

Pada hari pertama karantina, acara hanya ada di malam hari, yaitu sambutan dari Lions Club. Tapi ada tamu yang sangat spesial, yaitu Ananda Sukarlan. Beliau adalah pianis dan komposer yang terkenal di Indonesia dan juga dunia (terutama di Eropa dimana beliau mendapat banyak penghargaan). Saya mengagumi beliau dan sudah pernah bertemu dengannya  sebelumnya. Tapi kesempatan itu sudah sangat lama sehingga saya merasa beruntung dapat bertemu kembali dengan beliau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun