Pameran berlangsung dari 6 sampai dengan 11 April (Kecuali 7 April karena hari nasional, pameran tutup). Tahun ini, YAI mengikutserkan 29 seniman autistik dari seluruh Indonesia.11 di antaranya dari luar kota, yaitu dari Bandung, Surabaya, Semarang, Yogjakarta, Serang, Bogor, dan Lampung. Para seniman tersebut antara lain Adinda Mandita Praharsacitta (Dita), Ruben Rayhan Rotty (Ruben), Thomas Andika (Thomas), yang ketiganya adalah sahabat dekat saya. Lalu  Andra Naladira (Andra), Audrey Angesti (Audrey), dan Anfield Wibowo (Anfield).
Karya-Karya Dita
Karya-Karya Ruben
Karya-Karya Thomas
Karya-Karya Audrey
Karya-Karya Andra
Karya-Karya Anfield Wibowo
Tanggal 8 dan 9 April, YAI dan Bentara Budaya mengadakan talk show dengan beberapa narasumber tertentu seperti psikolog, kurator Bentara Budaya dan para orangtua peserta pameran. Tanggal 8 diisi talk show bertemakan "Proses Berkarya Seni Rupa pada Seniman Penyandang Autis", sementara tanggal 9 diisi dengan diskusi dan sharing bersama orang tua para seniman autistik. Sharing dipandu oleh Bu Ferina dan Kak Dera dari Sibling Group.
Selain pameran lukisan, acara diramaikan oleh penampilan dari para individu autistik yang berbakat di bidang musik. Ada Arya dan Abhy dari band I'm Star yang memainkan saxofon. Lalu ada  Junes, Audrey, dan saya sendiri yang menyumbangkan suara.
Di akhir wawancara saya dengan Bu Ferina, beliau berpesan, "Untuk para individu autis, harus semangat dan harus terus berkarya. Banyak orangtua yang belum menyadari bahwa mereka mempunyai potensi. Kalau anaknya corat-coret, dilarang. Padahal mungkin dari coretan-coretan itu justru nanti ada bakat yang timbul. Jadi orangtua harus banyak belajar bagaimana menggali potensi anak-anaknya."
Dari Bu Ferina, saya bisa menyimpulkan bahwa individu autistik di balik autis yang mereka sandang, mereka memiliki bakat yang terpendam. Bakat ini harus bisa ditemukan oleh orangtua mereka dan didukung. Bakat yang dikembangkan ini lalu diberikan kesempatan dan dijadikan potensi untuk  menjadi sumber mata pencaharian.  Contoh: Jika anak ingin jadi pelukis, berikanlah ia kursus melukis dan kesempatan pameran seperti yang diadakan YAI dan Bentara Budaya. Harapan saya semua individu berkebutuhan khusus dapat berkarya, baik berdasarkan bakat atau keunikan yang mereka miliki. Autisme bukan halangan untuk bisa mengembangkan bakat dan potensi yang dimiliki si individu.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H