Mohon tunggu...
Fairuz Izzah
Fairuz Izzah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Fairuz Nurul Izzah. Lahir tahun 2000. Berdomisili di Jakarta.

Lulusan Universitas Terbuka jurursan Sastra Inggris Bidang Minat Penerjemahan Pengidap Sindrom Asperger Sudah menulis 6 buku

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

"Me and The Power of Music", Seberapa Mampu Orang dengan Disleksia Membaca Teks Lagu?

19 Maret 2022   10:35 Diperbarui: 19 Maret 2022   10:49 825
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cover Buku Me and The Power of Music

"Zara, gadis manis usia 23 tahun dan disleksia, sejak kecil suka sekali menyanyi. Suara Zara memang merdu, dan cita-citanya ingin jadi penyanyi terkenal. Karena tahu keinginan putrinya, sang ibu menyarankan Zara ikut Golden Voice Indonesia. Namun, Zara tetap khawatir soal kemampuannya membaca teks. Padahal di ajang Golden Voice Indonesia, dia akan dijelali lagu-lagu baru dengan lirik-lirik baru. Jadi mampukah Zara menundukkan para pesaingnya? Bagaimana usaha Zara untuk menjadi penyanyi? Apakah disleksianya akan menghambat usahanya?"

Di atas ini adalah abstraksi buku saya yang kelima. Dua buku saya sebelumnya saya menulis mengenai pengalaman saya sebagai individu sindrom asperger, atau autistik ringan.  Juga di kolom Kompasiana ini, saya sering membahas isu-isu seputar autisme. Tapi di buku kelima ini saya mencoba mengulas disabilitas lain, yaitu disleksia. 

"Disleksia adalah gangguan dalam proses belajar yang ditandai dengan kesulitan membaca, menulis, atau mengeja. Penderita disleksia akan kesulitan dalam mengidentifikasi kata-kata yang diucapkan dan mengubahnya menjadi huruf atau kalimat." (Sumber: https://www.alodokter.com/disleksia.) Selanjutnya, berdasarkan informasi yang saya lihat di beberapa situs seperti Alodokter dan Parenting Indonesia, dikatakan bahwa Disleksia mulai terlihat kepada bayi/batita ketika mulai mengalami keterlambatan bicara, walaupun sekedar mengucapkan tatata atau dadada. Bahkan, saat anak tumbuh besar, ia susah membedakan huruf tertentu, seperti "b" dengan "d", atau "m" dengan "w". Ketika tumbuh dewasa, Disleksia tetap ada. Tapi dengan bantuan psikolog, anak pasti akan bisa mengatasi kondisi itu. Disleksia termasuk kesulitan belajar, satu kategori dengan disgrafia dan diskalkulia. Kesulitan belajar itu bukanlah penyakit.

"Salah satu metode yang paling efektif dalam meningkatkan kemampuan baca tulis penderita disleksia adalah fonik. Metode fonik berfokus meningkatkan kemampuan dalam mengidentifikasi dan memproses suara. Dalam metode fonik, penderita akan diajari untuk:

  • Mengenali bunyi kata yang terdengar mirip, seperti 'pasar' dan 'pagar'

  • Mengeja dan menulis, mulai dari kata sederhana hingga kalimat yang rumit

  • Memahami huruf dan susunan huruf yang membentuk bunyi tersebut

  • Membaca kalimat dengan tepat dan memahami makna yang dibaca

  • Menyusun kalimat dan memahami kosakata baru."

(Sumber: https://www.alodokter.com/disleksia)

Kenapa saya pilih Disleksia sebagai topik utama untuk Me and The Power of Music? Karena saya ingin mengeksplor kebutuhan khusus lain selain Autisme. Walaupun saya bukanlah penyandang disleksia, saya ingin para pembaca bisa memahami, sekaligus tahu, bahwa para individu disleksia bisa mengatasi kesulitan membaca mereka asalkan mereka mendapatkan dukungan dari orang-orang terdekatnya. Sama dengan para individu autistik, kami bisa mengatasi kesulitan asalkan mendapatkan dukungan yang cukup, dan menunjukkan kelebihan bila difasilitasi dengan tepat.

Ibu saya selalu mengatakan nobody is perfect - tidak ada orang yang sempurna. Semua orang memiliki kelebihan dan keterbatasan. Kita hanya perlu mengakui keterbatasan kita, dan mengoptimalkan kelebihan kita. Dengan kerja keras dan kemauan, kita bisa mencari solusi untuk keterbatasan kita. Tidak harus ngotot tapi kita harus tahu bagaimana mengatasi masalah bila diperlukan. Ini yang saya masukkan ke dalam karakter Zara. Dia berhak memiliki mimpi menjadi seorang penyanyi. Tapi dia juga menyadari kerja keras yang harus dia lakukan untuk meraih mimpinya.

Saya berharap, melalui buku Me and The Power of Music, saya bisa menorehkan simpati pembaca kepada orang-orang berkebutuhan khusus. Tidak dengan mengasihani mereka, tapi dengan memberi dukungan dalam mengatasi keterbatasan mereka dan memberikan kesempatan kepada mereka untuk menjadi bagian dari masyarakat. Bagi yang berminat memiliki buku-buku saya, bisa mengirimkan pesan di IG saya: @fairuz.izzah.

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun