Mohon tunggu...
Fairuz Izzah
Fairuz Izzah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Fairuz Nurul Izzah. Lahir tahun 2000. Berdomisili di Jakarta.

Lulusan Universitas Terbuka jurursan Sastra Inggris Bidang Minat Penerjemahan Pengidap Sindrom Asperger Sudah menulis 6 buku

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

The Writers: Sebelum Mati, Buatlah Satu Buku

9 Februari 2022   19:50 Diperbarui: 9 Februari 2022   19:56 1256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saya dan Mama Saya (Vifi) (Di Sebelah Kiri) Sedang Membedah Buku Kami

Pada Sabtu dan Minggu, 5 dan 6 Februari 2002, bertempat di Pesona Square Depok,  saya dan Mama mengikuti pameran buku yang diselenggarakan oleh  komunitas menulis: The Writers. Setelah dua tahun tidak berpameran karena pandemi Covid-19, akhirnya saya bisa kembali memamerkan buku-buku saya.

 Apa dan siapakah The Writers? The Writers (atau TW) adalah komunitas penulis yang dibentuk oleh Chappy Hakim, Budiman Hakim, Asep Herna dan Maman Suherman.  

"The Writers didirikan dengan tujuan supaya semakin banyak orang yang bisa menulis dan menyumbangkan literasi di dunia penulisan Indonesia. Sebelum komunitas ini dimulai, awalnya kita bikin workshop dengan empat pembicara. Usai membuat workshop itu, kita workshop lagi di berbagai kota. Tapi setelah itu, kita membuat kelas penulisan di WA group," kata Devina Hanoum Hakim, istri Budiman yang juga merupakan penanggung jawab TW. 

"Maka tanggal 13 Februari 2019, berdirilah The Writers. Peserta yang ingin masuk komunitas ini boleh siapa saja. Dari muda sampai tua, siapa pun boleh masuk The Writers, yang penting mereka mau belajar dan memperdalam ilmu tentang penulisan. Persyaratan masuk The Writers cuma satu, mereka hanya mendaftar ke saya, kemudian bayar semampunya. Lalu saya akan memasukan peserta ke WA grup, baru mereka mulai belajar. Media sosial The Writers adalah @TheWriters_2019 (Instagram) dan Sebelum Mati Buatlah Satu Buku (Facebook)," lanjut Devina.

 Saya dan Mama juga merupakan anggota TW. Mama adalah anggota batch I sedangkan saya anggota batch II. Alasan saya bergabung dengan TW adalah supaya saya tambah kreatif dalam menulis, baik ketika membuat buku atau karangan. Sampai sekarang TW sudah melakukan pembinaan sampai dengan batch XIV dengan anggota lebih dari 200 orang. Tulisan anggota TW bisa diakses di laman TW yaitu www.thewriters.id.

 Di pameran buku ini, ada buku-buku para anggota TW yang dipajang, termasuk buku keempat saya, Kami Autis, Tapi Hebat. Ada juga buku antologi Mama dengan teman-temannya, yaitu The Kardushians: Pindahan Sepuluh Perempuan. Lalu ada bedah buku dari beberapa anggota, termasuk buku saya dan Mama. Buku yang dibedah antara lain CLBK karya Oksand, Sosialijah karya Citra, Kisah Ramadan karya Melati, dan Panggil Aku Mama karya Tya Subiakto. Ada juga small workshop berjudul Buat apa menulis? yang dibawakan oleh Budiman Hakim, atau biasa dipanggil Om Bud.

Buku Saya (Kami Autis Tapi Hebat) dan Buku Mama dan Teman-Temannya (The Kardushians: Pindahan Sepuluh Perempuan)
Buku Saya (Kami Autis Tapi Hebat) dan Buku Mama dan Teman-Temannya (The Kardushians: Pindahan Sepuluh Perempuan)

"Alasan saya memotivasi orang untuk menulis karena dulu Bapak saya pernah bilang, sebelum mati, buatlah minimal satu buku (yang kemudian menjadi tagline  TW)," kata Budiman.

 "Tujuan dari tagline ini adalah menganjurkan kita membuat buku, minimal satu. Begitu saya bikin buku dan ternyata menyenangkan, saya berusaha berbagi ilmu menyenangkan dengan membentuk The Writers. Buat penulis pemula, mulailah menulis, karena biasanya orang itu susah konsentrasi di kepala. Kalau mau jadi penulis, walaupun belum ada ide, harus mulai menulis."

Saya dan Mama Saya (Vifi) (Di Sebelah Kiri) Sedang Membedah Buku Kami
Saya dan Mama Saya (Vifi) (Di Sebelah Kiri) Sedang Membedah Buku Kami

Selain  itu ada juga hypnotic writing yang diajarkan Asep Herna sebagai cara supaya kita menulis dengan keadaan tenang dan tidak terganggu. 

"Hypnotic writing itu terbagi menjadi dua: Pertama, untuk mempengaruhi orang lain. Istilahnya hypnotic copywriting. Kedua, pencarian ide dasar yang disebut automatic writing. Dengan kata lain, yaitu autowriting adalah metode menulis dimana kita mengeksplorasi subsconcious mind diri. Kenapa hal itu penting? Karena subsconcious manusia itu ternyata tempat penyimpanan memori besar. Dengan automatic writing, kita mengakses sumber data yang ada di kepala kita," kata Asep. "Automatic writing itu efektif sekali. Cara yang paling pertama, kita harus relaks dulu. Jadi ketika mau menulis, usahakan kita berada dalam kondisi yang fokus. Dengan relaks, kita tidak akan terjebak pada kekacauan. Kita berarti bisa membuka akses diri. Tips kedua, menulislah apa yang kita lihat, apa yang melintas dalam diri kita. Sehingga dengan metode seperti itu, kita bakal lebih lancar menulis."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun