Mohon tunggu...
Fairuz Nadia Wijaya
Fairuz Nadia Wijaya Mohon Tunggu... Lainnya - Pemimpi yang menggoreskan tinta.

Hi! Aku Fai. Senang dengan hal berbau seni, merangkai kata, dan menjadi seorang pemimpi. Walau masih sederhana, diriku berharap bisa menjadi inspirasi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Akhir Sebuah Ikatan

30 November 2022   19:40 Diperbarui: 30 November 2022   19:50 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sabitah yang menyaksikan.
Ikatan antara kita yang terhubung,


Perlahan mulai terputus.
Amukan semesta mengakhiri keduanya.


Pada akhirnya, janjimu menghilang.
Tak sempat dilakukan, tak sempat dilaksanakan.


Akhir kata, aku menyesal.
Membiarkanmu menetap pada hatiku.


Menghilangkan semua kenangan.
Aku benci padamu.
Aku akan katakan padamu.


Meskipun bintang dan bulan bertabrakan.
Aku tak akan lagi menerimamu.
Tak ada lagi tempat untukmu.


Aku tak lagi peduli.
Bawa semua kebohonganmu.
Bawa semua janji-janjimu.


Berharap pada Sang Kuasa.
Agar kau tak kembali lagi padaku.


Perpisahan yang tragis.
Semesta menghancurkan ikatan kita.


Selamat tinggal dirimu.


Semoga kau tak marah kepadaku.
Kepada mereka yang mendengar doaku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun