Mohon tunggu...
Javierra
Javierra Mohon Tunggu... Editor - Penulis

Hobi mengeksplorasi tempat-tempat baru dan memotretnya sehingga dapat dikenang dan menjadikan inspirasi dikemudian hari Contact person: 0882-6824-8115

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Menentukan Arah: 2025 dan Pilihan Antara Utopia atau Distopia?

1 Januari 2025   02:17 Diperbarui: 1 Januari 2025   02:17 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kunci dari jawabannya terletak pada bagaimana kita menggunakan platform komunikasi. Jika digunakan untuk menyebarkan kesadaran dan empati, solidaritas dapat mengalahkan polarisasi. Oleh karena itu, mari kita jadikan teknologi sebagai alat untuk memperkuat rasa saling pengertian dan kebersamaan, bukan untuk memperdalam perbedaan. Kita harus memperkuat semangat kebersamaan untuk menghadapi tantangan yang lebih besar.

4. Krisis Lingkungan: Pemulihan atau Kehancuran?

Perubahan iklim terus menjadi ancaman nyata, meski berbagai inisiatif hijau mulai menunjukkan hasil positif. Energi terbarukan semakin mendominasi, tetapi bencana alam terus meningkat akibat kerusakan lingkungan yang belum sepenuhnya teratasi. Apakah tahun 2025 menjadi tahun pemulihan atau semakin dekat dengan kehancuran ekologis?  

Jawabannya tergantung pada seberapa cepat dan serius langkah global diambil. Tindakan setengah hati tidak cukup; hanya aksi kolektif yang masif dapat mencegah kehancuran. Kita tidak bisa menunggu lebih lama lagi---keputusan yang kita ambil hari ini akan menentukan nasib bumi di masa depan. Sebagai contoh, tindakan nyata seperti perjanjian Paris dalam perubahan iklim harus diikuti dengan komitmen yang lebih kuat dan implementasi yang lebih ambisius.

5. Ekonomi dan Kesejahteraan: Merata atau Ketimpangan?

Ekonomi global mulai pulih pasca-pandemi, tetapi ketimpangan antara negara maju dan berkembang tetap nyata. Sementara segelintir perusahaan raksasa semakin kuat, banyak masyarakat kecil masih berjuang untuk bertahan hidup. Apakah ekonomi di tahun 2025 akan memberikan kesejahteraan yang merata?  

Hanya dengan reformasi kebijakan yang mendorong inklusivitas dan keberlanjutan, kita bisa mencapai kesejahteraan yang adil untuk semua. Kebijakan ekonomi harus berfokus pada pemberdayaan masyarakat marginal dan memastikan bahwa kemajuan ekonomi tidak hanya dinikmati oleh segelintir orang, tetapi oleh semua lapisan masyarakat. Sebagai contoh, program pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan ekonomi berbasis lokal di banyak negara berkembang bisa menjadi model yang mengarah pada pemerataan.

6. Pendidikan di Era Digital

Pendidikan telah mengalami transformasi besar dengan hadirnya pembelajaran online, memungkinkan akses yang lebih luas, terutama di daerah terpencil. Namun, kesenjangan digital yang ada antara negara maju dan berkembang serta antara individu tetap menjadi masalah yang serius. Apakah pendidikan digital di tahun 2025 akan memperluas kesenjangan atau justru meratakannya?  

Jika akses terhadap teknologi dan pelatihan untuk menggunakannya tersedia untuk semua, pendidikan digital dapat menjadi alat pemberdayaan yang mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi. Mari pastikan bahwa setiap individu, tanpa memandang latar belakangnya, memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang dalam dunia digital ini. Beberapa inisiatif seperti akses internet gratis untuk pelajar di berbagai daerah bisa menjadi solusi jangka panjang yang mengurangi kesenjangan ini.

7. Politik dan Kepemimpinan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun