Mohon tunggu...
FAIRU ZIDDAN
FAIRU ZIDDAN Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

seperti apa saya? coba tanya bapak mu

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Paham Politik untuk Generasi Milenial

8 Januari 2024   17:47 Diperbarui: 8 Januari 2024   17:49 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Organisasi sosial politik, seperti partai politik dan organisasi non-pemerintah, juga dapat berperan dalam meningkatkan pemahaman generasi milenial tentang politik, seperti, partai politik, sekolah, keluarga. Organisasi-organisasi tersebut dapat memberikan pendidikan politik dan mengajak generasi milenial untuk terlibat dalam kegiatan-kegiatan politik.

Kesimpulannya, penting bagi generasi milenial untuk memiliki pemahaman yang baik tentang politik. Paham politik yang baik akan membuat generasi milenial menjadi warga negara yang aktif, kritis, dan bertanggung jawab. Generasi milenial juga akan mampu mengembangkan pemikiran kritis terhadap isu-isu politik, menentukan pilihan politik yang tepat, dan membangun masa depan yang lebih baik.

Kesadaran politik warga negara sendiri menjadi faktor determinan partisipasi politik dalam lingkungan masyarakat. Artinya, ukuran atau kadar seseorang dapat dikatakan terlibat dalam partisipasi politik jika ia memiliki pengetahuan dan kesadaran akan hak dan kewajibannya di lingkungan masyarakat dan kegiatan politik tersebut.

Pengalaman pemilihan umum yang berlangsung pada era reformasi di beberapa dekade ini juga telah menunjukan betapa banyaknya para pemilih yang tidak memberikan hak suaranya. Fenomena tersebut sebagai gambaran apabila seseorang memiliki kesadaran politik dan kepercayaan kepada pemerintah tinggi maka partisipasi politik akan cenderung aktif, sedangkan apabila kesadaran dan kepercayaannya sangat kecil maka partisipasi politik menjadi pasif dan apatis.

Kesadaran partisipasi politik merupakan salah satu aspek penting dalam tatanan negara demokrasi, Sekaligus merupakan ciri khas adanya modernisasi politik yang berkelanjutan. Maka dari itu dapat dipahami bahwa partisipasi politik merupakan suatu hal yang bersifat sukarela terhadap masyarakat yang aktif dalam perpolitikan.

Masyarakat juga berperan sebagai subjek dalam pembangunan untuk ikut serta dalam menentukan keputusan yang menyangkut keputusan bersama atau keputusan umum. Oleh karena itu, dalam pengambilan keputusan juga dibutuhkannya kerjasama antara partai politik dan masyarakat untuk memberikan keputusan yang baik dalam berpolitik bagi negaranya.

Pemilih yang pemula tidak terlepas dari pemuda atau generasi milenial. Generasi milenial sering kali dianggap tidak peduli terhadap partisipasi politik. Hal tersebut berdasarkan data laporan pada tahun 2012 yang menjelaskan bahwa generasi milenial cenderung apatis, Sangat sedikit yang mau terlibat langsung dalam partai politik dan mereka juga cenderung menjadi bagian orang yang tidak ikut menggunakan hak pilihnya atau pasif dalam berpartisipasi.

Generasi milenial juga sebagai salah satu masyarakat atau pemilih pemula yang berperan sebagai kontrol terhadap jalannya politik. Sebagai sebuah proses transformasi politik makna keterlibatan partisipasi politik milenial merupakan bagian dari penataan struktur perjalan serta keberlanjutan kehidupan demokrasi dalam negara. Berdasarkan hal tersebut, peranan pendidikan politik terhadap milenial sangatlah perlu ditanamkan agar roda demokrasi dapat berkelanjutan dalam melahirkan para pemimpin bangsa Indonesia kedepannya.

Seperti yang kita ketahui, generasi milenial memiliki potensi yang besar bagi kekuatan politik karena jumlahnya yang banyak. Namun, generasi ini kurang tertarik terlibat partisipasi dalam politik secara konvensional karena berbagai alasan. Perlu adanya jalur yang lebih mudah untuk diakses supaya generasi milenial mau untuk berpartisipasi dalam perpolitikan. Seperti edukasi edukasi dari para ahli diberbagai media sosial, seminar, serta kegiatan kegiatan yang dapat menarik minat mereka untuk lebih aktif dalam faham politik.

Generasi milenial yang baru belajar mengenai politik, khususnya dalam pemilihan umum biasanya mereka belajar tidak jauh dari ruang yang dianggap memberi rasa kenyamanan dalam diri mereka. Perilaku generasi milenial sebagai pemilih pemula dalam demokrasi memiliki karakteristik yang biasanya labil dan apatis. Hal tersebut dikarenakan pengetahuan politiknya yang kurang. Mereka cenderung mengikuti kelompok sepermainan karena jiwa labil dan kurang konsisten yang dimiliki generasi milenial sebagai pemilih pemula.

Pengetahuan mengenai politik dapat dipelajari melalui partai politik, sekolah, dan keluarga. Faktor keluarga sangat mempengaruhi cara pandang mengenai seluk beluk politik yang mereka inginkan. Faktor lingkungan salah satunya adalah dari teman sebaya yang sangat berpengaruh karena dominan dapat mengubah pola pikir dalam berdemokrasi. Namun, peran partai politik yang harus lebih diutamakan dalam memberikan pendidikan mengenai perpolitikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun