Mohon tunggu...
FAIRUZIA RANA KHOLISTA
FAIRUZIA RANA KHOLISTA Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa UMM

Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pengaruh Glukosa terhadap Fluktuasi Suasana Hati

29 Mei 2021   23:28 Diperbarui: 29 Mei 2021   23:31 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suasana hati (mood) adalah suatu bentuk keadaan emosional. Munculnya berbeda dari emosi karena cenderung tidak spesifik, tidak intens, dan tidak selalu muncul oleh stimulus atau kejadian tertentu. Beragam macam suasana hati yang kerap dijumpai ialah seperti marah, bahagia, sedih, ataupun stress.

 Pada saat kita menghadapi keadaan tertentu seringkali dalam penyelesaiannya diikuti dengan perasaan stress. Pengertian dari stress sendiri adalah reaksi tubuh yang muncul saat seseorang menghadapi suatu peristiwa atau pengalaman negatif yang mengancam, menekan ataupun membahayakan individu yang bersumber pada sistem biologis, psikologis dan sosial dari seseorang. Stress juga dapat terjadi karena situasi atau pikiran yang membuat seseorang merasa putus asa, gugup, ataupun marah. Situasi tersebut akan memicu respon tubuh, baik secara fisik ataupun mental.

Pada saat kondisi seperti ini terkadang kita berusaha mencari cara untuk mengalihkan stress, salah satunya dengan mengonsumsi makanan tertentu. Rupanya secara tidak langsung makanan mempengaruhi mood seseorang melalui persepsi diri sendiri terhadap makanan yang kita konsumsi.

Indera pengecapan memiliki reseptor Taste Bud atau kuncup kecap. Taste Bud dibedakan menjadi lima jenis yaitu Taste Bud manis, asam, asin, pahit dan umami. Taste Bud manis dapat mengenali keberadaan struktur kimia glukosa yang larut. Karena kecerdasan, manusia mampu membuat suatu struktur kimia yang juga dapat merangsang Taste Bud manis ini yaitu sakarin atau pemanis buatan. Rangsangan ini selanjutnya akan ditransduksikan menjadi impuls listrik yang selanjutnya dibawa ke pusat pengecapan di Korteks Serebri. 

Impuls kemudian diolah, diterjemahkan dan membangkitkan memori mengenai rasa tersebut, menimbulkan suatu sensasi rasa dan ikut serta dalam mempengaruhi emosi. Ada beberapa hormon "bahagia" yang dihasilkan saat kita makan sehingga ada beberapa orang yang mencari pelarian dari masalah yang ia hadapi dengan cara mengonsumsi suatu makanan.

Di dalam otak manusia terdapat Limbic Sistem yang berfungsi untuk mengatur emosi. Limbic Sistem ini memiliki banyak bagian, namun ada tiga saraf utama yang bekerja dalam mengendalikan emosi seseorang.

Pertama, terdapat Thalamus yang berfungsi untuk memproses informasi yang masuk ke dalam otak. Kedua terdapat Amygdala yang memiliki fungsi untuk mengaktifkan emosi, dan yang terakhir ada Hypothalamus yang berfungsi untuk mengelola memori.

Saraf ini akan bekerja ketika kita menilai makanan yang sedang dikonsumsi. Ketika kita mempersepsikan sebuah makanan sebagai sesuatu yang buruk, maka Amygdala akan aktif membuat diri menjadi tidak nyaman sehingga mempengaruhi emosi dan pikiran kita, sebaliknya ketika kita mempersepsikan makanan tersebut sebagai sesuatu yang baik maka makanan tersebut dapat membuat kita memiliki perasaan lebih nyaman.

Ketika sedang mengalami stress seseorang cenderung ingin mengonsumsi makanan yang manis. Hal demikian dapat terjadi karena rasa manis dirasakan oleh reseptor paling ujung pada lidah yang akan mendeteksi sukrosa atau gula pada makanan sehingga seseorang akan cenderung ketagihan dengan rasa manis.

Pada beberapa penelitian mengenai hal ini disebutkan bahwa mengonsumsi gula menurunkan jumlah hormon kortisol penyebab stress. Stress disebabkan oleh pelepasan hormon kortisol dari Hypoccampus yang terdapat pada otak. Sebuah penelitian juga menyebutkan bahwa asupan gula dapat merangsang pelepasan hormon dopamine dan bagian otak yang disebut Nucleus Accumbens. Selain itu, asupan gula juga dapat memicu pelepasan hormon serotin, hormon ini akan memberikan efek menenangkan sehingga stress akan terasa mereda. Makanan manis yang kita konsumsi saat sedang mengalami stress juga memberikan energi untuk otak. 

Otak orang dewasa rata-rata menggunakan 20% energi total yang dimiliki tubuh, ketika seseorang sedang stress maka organ vital ini akan membutuhkan energi tambahan sebanyak 12%. Sumber energi otak berasal dari karbohidrat dan gula (glukosa). Salah satu fungsi otak adalah untuk  mengatur metabolisme tubuh, pencernaan, dan kemampuan berpikir. Saat kekurangan glukosa otak tidak dapat menjalankan fungsi karena terhalang oleh sejenis saraf di dalam Hypotalamus.  Inilah sebabnya pada saat seseorang megalami stress akan cenderung ingin mengonsumsi makanan manis, karena otak tidak memiliki cukup energi untuk menjalankan fungsi sebagai mana mestinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun