Mohon tunggu...
Fairuz Ainur Syafa Mustofa
Fairuz Ainur Syafa Mustofa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Sastra Inggris at UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Buatlah dunia mengenalmu lewat karya tulisan mu

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Budaya yang Membunuh? Haruskah?

31 Juli 2024   23:09 Diperbarui: 31 Juli 2024   23:17 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi patriarki. (Herstory)

Hai sobat Kompasiana! Istilah patriaki pastinya sudah tidak asing dikalangan masyarakat Indonesia, budaya yang turun temurun dari generasi ke generasi yang hingga hari ini tiada usainya. Bukan suatu hal yang asing jika kita melihat para wanita di Indonesia banyak yang menjadi korban KDRT bahkan pelecehan seksual, seolah-olah kami adalah sekadar pemuas nafsu para pria.

Banyak sekali oknum-oknum yang berdalih bahwa perempuan tidak boleh lupa akan kodrat nya menjadi seorang perempuan seutuhnya yang mana hanya berurusan dengan 'Melahirkan, Menyusui, segala urusan rumah tangga terutama di dapur dan kasur', itu semua memang benar tapi yang perlu diingat bahwa itu juga tugas dari seorang laki-laki. Apakah hanya perempuan yang bisa melakukannya? Bahkan laki-laki di belahan dunia lain pun juga melakukan itu karena mereka sadar bahwa itu juga bagian dari tugas mereka. Bahkan hal se sederhana wanita berpendidikan tinggi dan berkarir pun, kami tak diberi kebebasan untuk terbang tinggi. Bedakan 'Love together' dan 'Live together'!

Seperti yang kita tahu bahwa pendidikan dan karir merupakan satu kesatuan yang saling berkesinambungan dalam hidup kita, sederhananya adalah seseorang yang sukses atau memiliki karir yang bersinar tidak akan lepas dari yang namanya pendidikan meskipun hanya sebatas lulusan SMP/SMK pun tidak dapat dipungkiri bahwa orang tersebut akan sukses.

Di Indonesia, perempuan yang berpendidikan tinggi dan berkarir sering dianggap sebelah mata karena dianggap akan menyaingi laki-laki. Dan sadar tidak sadar bahwa para perempuan di Indonesia telah hidup di lingkungan 'Patriaki', sebagian orang mungkin kontra dengan pernyataan ini tetapi inilah fakta. Kita hidup di dalam realita yang mengatakan bahwa jika perempuan berpendidikan tinggi dan berkarir maka akan menyaingi laki-laki bahkan sampai bisa tidak mendapatkan pasangan hidup.

Ada sebuah kutipan berkata 'You teach a man : You teach a man, but when You teach a woman : You build a generation', kutipan tersebut berarti bahwa jika berhasil mendidik seorang wanita maka akan menghasilkan keturunan yang unggul. Unggul dari segi pemikiran, logika dan emosi, inilah yang sepantas nya disebut dengan 'Generasi Emas'. Jika perempuan saja dilarang atau dibatasi dalam hal pendidikan dan berkarir, lantas siapakah yang akan melahirkan generasi-generasi emas di masa mendatang? Karena 'Ibu' adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya kelak, jika seorang ibu tidak memiliki pengetahuan atau tidak berpendidikan, lantas bagaimana ia akan mendidik anak nya kelak?

Itulah pentingnya pendidikan bagi seorang wanita! Kenapa? Agar kalian, para wanita tidak di rendahkan dan di injak-injak harga diri kalian. Tapi apalah daya, kita hidup di lingkungan 'Patriaki' yang tiada habisnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun