Mohon tunggu...
Fairuz Fatin
Fairuz Fatin Mohon Tunggu... Human Resources - Human Capital

Simplicity is the key to happiness

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Penerapan Pygmalion Effect Dalam Dunia Kerja

17 Desember 2024   14:56 Diperbarui: 17 Desember 2024   19:57 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pygmalion effect merupakan sebuah fenomena psikologis dimana keyakinan terhadap sesuatu akan berpengaruh terhadap sebuah keberhasilan yang awalnya dirasa tidak mungkin. Simpelnya cara kerja fenomena psikologis ini yaitu dengan mendorong atau berusaha meyakinkan seseorang untuk mencapai keberhasilan disaat situasi yang sulit.

Rasa optimis yang tinggi mendorong seseorang yakin mampu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi walaupun situasi tersebut dirasa sangat sulit dan mustahil. Bahasan efek pygmalion ini bisa diterapkan dalam segala lini kehidupan, baik untuk diri sendiri, keluarga dan tidak terkecuali di lingkungan pekerjaan. Pygmalion effect dapat berguna jika digunakan dalam pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM).

Oleh karena itu, jika anda seorang atasan dan ingin menerapkan pygmalion effect itu sah-sah saja. Untuk menerapkannya dalam pengelolaan SDM, sebaiknya ikuti langkah di bawah ini :

1. Fokus dan Peka

Setiap individu pasti mempunyai kelemahan dan kekuatan masing-masing. Potensi yang dimiliki oleh seseorang tentunya berbeda antara satu dan lainnya. Dimana potensi tersebut yang seharusnya bisa dilihat oleh seorang atasan untuk dapat dikembangkan. Kekuatan atau potensi yang dimiliki oleh bawahan seharusnya bisa diasah agar dapat meningkatkan kinerja seseorang. Sebaliknya jika atasan merasa bawahannya memiliki kelemahan sudah seharusnya diarahkan dengan baik.

2. Mengoptimalkan Peran Karyawan

Melibatkan karyawan dalam suatu proyek akan memberikan ruang kepada karyawan untuk dapat berkembang, tidak melulu harus dilibatkan dalam suatu proyek yang besar, bisa dimulai dari hal-hal sederhana terlebih dahulu, misalnya, ikutsertakan dalam rapat mingguan. Selain karyawan merasa dilibatkan, hal demikian bisa menjadi ajang untuk karyawan dalam mengasah kemampuannya dalam bernegosiasi dan mengeluarkan pendapat.

3. Berikan Ruang dan Agenda Pembelajaran

Inilah yang tidak boleh dilupakan oleh seorang atasan atau leader apabila dia melihat potensi yang dimiliki oleh bawahannya. Sebagai contoh, seorang receptionist di dorong oleh atasan untuk bisa mengerajakan tugas administratif perusahaan. Sehingga kemampuan seorang receptionist tidak hanya terpaku dalam pemenuhan layanan kepada tamu atau staff kantor. Dengan begitu anda akan melahirkan karyawan yang mempunyai kemampuan multitasking.

4. Bahasa yang Positif

Percaya atau tidak, pemilihan kata-kata akan sangat berpengaruh terhadap keyakinan bawahan anda dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Melontarkan kata-kata "saya tidak yakin kamu bisa" dan "saya ragu dengan kemampuan kamu" . Ungkapan seperti itu menekankan kurangnya kepercayaan dan harapan yang rendah.

Dengan mengungkapkan pujian atau kata-kata yang bersifat positif, secara tidak langsung akan merangsang bawahan anda untuk bisa menyelesaikan masalah, kata-kata positif akan diterima oleh bawahan anda sebagai bentuk kepercayaan penuh dari seorang atasan kepada bawahan.

5. Berikan Umpan Balik

Pemberian umpan balik adalah salah satu cara untuk menindaklanjuti usaha atau pengaruh yang kita berikan dalam mendorong bawahan dalam melakukan perubahan. Hal tersulit adalah memberikan dorongan kepada mereka yang memiliki ekspetasi rendah terhadap dirinya sendiri. Daripada memikirkan bagaimana jika umpan balik itu akan berguna atau tidak, penting untuk setidaknya mencobanya. Alih-alih membiarkan harapan kita menjadi kenyataan, beri orang itu kesempatan untuk meningkatkan, mengembangkan, dan membuktikan bahwa persepsi orang-orang yang tidak yakin itu salah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun