Komunikasi organisasi cenderung menekankan kegiatan penanganan pesan yang terkandung dalam suatu batas organisasional (organizational boundary).Komunikasi organisasi dipandang dari suatu perspektif interpretative (subjektif) adalah proses penciptaan makna atas interaksi tersebut tidak mencerminkan organisasi. Komunikasi organisasi adalah perilaku pengorganisasian yang terjadi dan bagaimana mereka yang terlibat dalam proses berinteraksi dan memberi makna atas apa yang sedang terjadi.
Lebih jelasnya, komunikasi organisasi adalah proses penciptaan makna atau interaksi yang menciptakan, memelihara, dan mengubah organisasi. Berdasarkan pembahasan kita terdahulu, pandangan objektif atas organisasi menekankan struktur, sementara organisasi berdasarkan pandangan subjektif menekankan proses komunikasi lebih daripada sekedar alat, ia adalah cara berpikir.
Contoh kasus :
Komunikasi Organisasi Terhadap Prespektif Interpretif yang relevan saat ini adalah pola komunikasi organisasi Himpunan Mahasiswa Bener Meriah di Kota Medan dalam meningkatkan solidaritas keanggotaan
Penelitian ini menganalisis bagaimana pola komunikasi yang digunakan anggota organisasi tersebut dalam meningkatkan solidaritas anggota. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola komunikasi yang digunakan adalah pola komunikasi model bintang, di mana semua anggota organisasi mempunyai kedudukan yang sama dalam aktivitas komunikasi dalam organisasi sehingga tercipta solidaritas yang kuat antara sesama anggota organisasi.
Dalam perspektif interpretif, komunikasi organisasi adalah perilaku pengorganisasian yang terjadi dan bagaimana individu-individu yang terlibat dalam proses itu berinteraksi dan memberi makna atas apa yang sedang terjadi
Oleh karena itu, pola komunikasi yang digunakan dalam organisasi dapat mempengaruhi bagaimana individu-individu tersebut memberi makna atas interaksi yang terjadi dan menciptakan solidaritas antar sesama anggota organisasi.
